Senyum Untuknya

998 Words
Jingga menghela nafas. Jujur saja ia lelah. Namun meski begitu, senyuman masih tersungging di bibir ranum Jingga. Jingga lantas bangkit dari kursi. Tangannya terulur mengambil tas yang berada di atas meja kelas. Perkuliahan sudah selesai lima menit lalu. Dari pada harus merasa sakit hati karena melihat orang yang dicintai tengah bergurau dengan gadis pujaannya, lebih baik Jingga kabur duluan. Para fans pasti sudah menunggu. "Jingga...." Panggil salah seorang fansnya dari luar kelas. Jingga melambaikan tangan, tanda akan menghampiri Ray. Iya, Ray Husodo. Sahabat Melia yang katanya di suruh menjadi brondong jagung. Dasar, Mel. Anak itu memang sangat bersemangat menjodohkan dirinya dengan Ray agar lebih intim lagi. Mengubah status persahabatan menjadi cinta dadakkan. Ah, seperti harapannya pada Ditto. "Mich, To, gue balik dulu ya. Cowok gue udah jemput." Dusta Jingga. Ditto jelas melirik tajam ke arah Jingga saat gadis itu mengatakan Ray- adik junior mereka adalah kekasihnya. Sebelah alis Ditto terangkat, seolah sedang mengajukan kalimat tanya tanpa suara. "Gue baru jadian, belom semper cerita. Sorry, gue cabut dulu ya. Udah laper." ujar, Jingga memberi alasan. Jingga tak menunggu jawaban Ditto, dengan senyum mengembang ia menghampiri Ray. Lalu mendaratkan ciuman kecil di pipi sang adik junior. "Yuk.. Kita jadi makan kan? Gue udah laper banget." Gemas dengan kemanjaan Jingga, Ray lantas melayangkan cubitan di pipi wanita itu. "Apapun yang lo mau. Yuk!" mereka lantas melangkahkan kaki beriringan. Meninggalkan Dito yang sedari tadi tak melepaskan tatapan tajamnya pada pasangan baru itu. Sampai dimana Ray memarkirkan mobilnya, langkah kaki Jingga terhenti kala mendengar teriakan Ditto yang memanggil namanya. "Lo nggak bisa pergi! Nyokap lo bilang, lo harus balik sama gue, sama Mel!" ucap, lelaki itu kala berada tepat dihadapan Jingga. "Is, bentar doang ko. Ya, ya?! Bilang aja ke Mamah kalau gue ada kencan gitu." "Nggak dengan pakaian lo yang sekarang!" tolak, Ditto mentah-mentah membuat Jingga meneliti out fit yang ia kenakan hari ini. Alis Jingga terangkat satu, kala tak menemukan masalah dari dirinya. "Well, nggak ada yang salah kok." "Nggak ada lo bilang?! Lo mau kencan sama penjahat kelamin ini pake rok mini. Lihat seberapa bisa kain sialan itu nutupin paha lo, Jing!" murka, Ditto. "Is apa sih! Kan biasa gue sama anak-anak lain juga gini. Udah ah ribut mulu, sana tuh dancer lo urusin. Ntar dia ngambek-ngambek lo tinggal, lo sendiri ntar yang kacau." Jingga mendorong tubuh Ditto, setelah itu ia membuka pintu mobil Ray. "Gue beneran lagi ada urusan penting sekarang!" "Sialan." Umpat Ditto kesal. Susah sekali menasehati adik kecilnya satu itu. Ditto hanya ingin menjaga Jingga dari mata laki-laki nakal. Tapi sepertinya gadis itu tidak mengerti akan perhatiannya. "Mending gue nyepik anak Pak Dosen deh." racau Ditto melangkah kembali ke dalam gedung fakultasnya. Sedangkan di dalam mobil, Jingga menyandarkan tubuhnya lemah di jok empuk Ray. "Hey, udah nggak usah dipikir. Ada gue. Lo taukan gue siap di samping lo saat lo butuh gue." Kata Ray, sambil tangannya mengacak rambut panjang Jingga. Jingga tersenyum lalu mengedipkan mata pada anak sahabat Papahnya itu. "Thanks Rayi, udah mau jadi pacar pura-pura gue. Baik deh." Kata Jingga manja. Padahal dalam hatinya saat ini menangis, ingin rasanya gulung-gulung sambil menggelinding ke atas jalanan berduri. Lagi pula kenapa sih si Ditto itu. Kalau tidak suka ya jangan beri perhatian. Kan dia jadi bawa perasaan nantinya. 'Dasar Ditto b******k!,' umpat Jingga dalam hati. **** Ditto masih asik melihat-lihat ** gadis pujaanya. Beberapa video yang di share oleh gadis pujaannya itu membuat dia takjub. Hingga satu notifikasi muncul di layar ponsel Ditto. pricJingga  [ Foto Ray Husodo tengah memamerkan pahatan perutnya pada Jingga] ❤ 3.174 likes pricjingga kalau gini gimana gue bisa nolak love you rayi @rayhusodo victorrr wow jadian sama ray anaknya husodo corp, keren ini apartnya yang wow itu kan? jayjilliya ray husodo right?? Pantes nolak gue jing, cowo lo tajirnya minta ampun vanyaagata omg he so cute beb tantritantri tatonya itu lo koh ga nahan geofanyhusodo omg calon adek ipar gue, ah senengnya rayi bisa sama lo jingga maen ke rumah mami kangen sama lo @pricjingga anak orang jangan dibawa ke apart mulu nyo @rayhusodo dimitriwijaya wow ray, cewek yang lo kejar kan? @rayhusodo rayhusodo nggak usah berisik ge, lagi usaha nih siapa tau bobol @geofanyhusodo pricjingga gundulmu beb, tendang juga ih itunya @rayhusodo hahaha iya ge cantik, next time ke rumah @geofanyhusodo "Ehem." Ditto menutup aplikasih ** saat sang adik menatapnya tajam sambil berdehem keras. "Nggak usah diliatin mulu kalau emang nggak suka. Dia ma Rayi cocok kok gue suka. Setau gue Rayi udah lama deketin dia. Dalam konteks serius ya" Ujar sang adik, membuat Ditto terkekeh. 'Panjang bener kayak rel kereta.' "Bukan urusan gue kali, terserah dia mau sama siapa. Tapi sebagai kakak, gue nggak mau dia salah pilih pacar." Jawab Ditto santai, membuat sang adik malah ikutan terkekeh. "Inget Kak, penyesalan itu datengnya terakhir." Adik perempuan satu-satunya Ditto itu lantas naik ke kamar, membuat Ditto menghela nafas akhirnya bisa menghela nafas.  Kelak, akan kah dia menyesap seperti ucapan Melia? Namun perasaan yang ia miliki pada Jingga nyata. Hanya sebatas rasa perduli dan sayang seorang kakak pada adiknya. Tidak lebih. Lagi pula dihatinya kini sudah terisi penuh dengan sosok yang sangat sesuai dengan kriteria idaman sebagai pasangan. Ditto bangkit dari duduknya ketika mendengar suara deru mobil berhenti di didepan rumah/ Ah, lebih tepatnya di depan rumah Jingga sahabatnya. Ditto melangkah menuju jendela rumahnya. Menyingkap sedikit tirai agar bisa melihat siapa yang datang. Tangannya mengepal di sisi-sisi tubuh. Rahangnya mengeras. Mobil tersebut adalah mobil Ray, sahabat sang adik. Dan, pacar baru Jingga. Pacar baru yang tidak pernah Jingga ceritakan padanya. Padahal mereka jelas saling mengenal dengan baik. Tanpa sadar, tangannya meninju tembok di sisi kaca jendela saat melihat adegan di depan sana. Adegan dimana Ray mencium kening Jingga dan kedua makhluk itu berpelukan sebelum akhirnya Jingga melambai sembari tersenyum hangat pada mobil Ferrari Ray yang melaju pelan. "Bullshit, katanya lo cinta sama gue. Mana?! Pembohong lo Jing!" Desis Dito, murka sembari menatap tajam sosok gadis yang kini tengah mencoba menutup pagar tempat tinggalnya. "Sialan! Pengkhianat!"
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD