25. Keras Kepala

1978 Words

“Kamu berubah, Nai.” Tegur kecewa Rion itu membungkam Naina. Adiknya itu berjalan meninggalkan sisi kasur, lalu duduk di sofa hanya untuk menciptakan jarak bicara. Amarah menyelubungi hati, bahkan Naina tak mengerti alasan kemarahannya yang sebenarnya. “Kenapa kamu nggak pernah mau dengerin abang lagi?” pungkas Rion, kecewa. Rion beranjak dari sisi kasur, duduk di samping Naina. Gadis itu merasa tak nyaman saat Rion memegang jemarinya. “Abang nggak pernah ngelakuin sesuatu seperti yang dituduhkan Ferry. Bukan abang yang menghamili Fira, Nai.” Bibir Naina masih bungkam. Walau dia bisa mempercayai tatapan Rion, hatinya enggan peduli akan pengakuan yang dinilainya sudah terlambat. “Tapi saat itu, Abang nggak menyangkal, kan?” tukas Naina, sinis. “Karena abang yakin Nai percaya sama aba

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD