Rhys De Barrak, Seorang CEO di salah satu perusahaan yang bergerak dalam bidang otomotif sekaligus pemilik hotel bintang lima yang berada di pinggiran kota California. Rhys sangat menyukai segala hal yang berbau teknologi tinggi, hingga rumah dan ruang rahasianya didesain khusus dengan segala peralatan berteknologi tinggi. Ruang rahasia baginya adalah tempat paling nyaman dibanding rumahnya sendiri, dengan berbagai privasi yang terjaga aman disana.Tak ada seorang pun orang yang bisa masuk kedalam ruang rahasianya. Dan ia sangat tidak suka siapapun menginjakkan kakinya ke dalam ruang rahasianya, apalagi seorang wanita. Ketika Rhys membawa teman tidurnya, ia hanya akan membawanya ke kamar hotel vvip, bukan ke ruang rahasianya, walaupun dirinya dalam keadaan tidak sadar sepenuhnya.
Rhys, si pria dingin berahang tegas itu paling membenci, jika ada seseorang yang mengganggu privasinya. Bahkan, dua orang tangan kanannya pun tak akan bisa menginjakkan kakinya di sana.
Secret Room. Ruang rahasia kedap suara ini benar-benar menjadi saksi bisu sang pemilik menghancurkan benteng perlindungan yang telah dibuat olehnya. Ah ... jika sampai dua sahabatnya mengetahui semua ini, Rhys yakin, ia akan diejek habis-habisan oleh mereka.
Usai melakukan pergulatan, pria itu menjatuhkan diri di samping sang wanita, memandang wajah polos bermandikan keringat, yang tengah tertidur dengan napas tersengal.
"Kau bukan typeku! Tapi ... kenapa aku merasa tertarik padamu?" gumamnya pelan, dan kemudian ikut memejamkan mata, tanpa ikut terlelap.
Saking lelahnya, Rhys bahkan sudah tak sanggup untuk bangkit dari posisi berbaringnya, dan memilih menghiraukan beberapa panggilan masuk, juga notifikasi pesan pada ponselnya, yang sedari tadi bergetar, berulang kali.
Pria itu mengembuskan napas panjang, kemudian berkata, "aku benar-benar lelah. Dan ... aku benar-benar menjadi seorang pria yang bodoh!"
Sementara di tempat lain, seorang pria berkemeja putih, dengan bagian tangan dilipat hingga sikut, nampak tengah berjalan mengendap-endap, memasuki sebuah ruangan bertulis 'Ruang Penting, hanya para petinggi yang dapat memasukinya', setelah berhasil membuka pintu tersebut dengan sebuah ID Card milik seseorang berpengaruh yang dia curi sebelumnya.
Ruangan yang berisi sederet perangkat komputer, dengan rak-rak setumpuk berkas, juga kotak-kotak berisi hard disk penyimpanan ribuan kasus yang telah ditangani oleh CIA.
"Jalur tiga belas B, laci lima, stage A." Sembari berjalan, pria itu terus bergumam, mengulang sederet kalimat tersebut. Seakan tengah menghafalkan perkataan seseorang padanya.
Setelah menemukan tempat yang dituju, pria itu tersenyum, mengambil benda yang ia dapatkan, kemudian membongkarnya menggunakan peralatan khusus.
Sampai pada akhirnya, tiga buah chip berukuran biji beras ia dapatnya, diikuti seulas senyum penuh arti tertampil dari kedua sudut bibir.
"Aku akan mengubah dunia!" bisiknya, lebih pada diri sendiri.
***