Prolog
“Abigail! Jangan diam saja, ayo minum!” titah seorang pria tua di hadapannya.
“Saya tidak bisa minum Mr. Anders,” sahut Abigail.
Anders mendengus kesal. “Aku tidak mau menerima penolakan Abi, kau tahu itu,” ujarnya dalam keadaan setengah mabuk.
“Turuti saja Abi, atau kau akan mendapat masalah saat dikantor besok. Kau ingin kami semua menerima imbasnya?” bisik Karin yang duduk tepat disisinya.
Wanita itu menghela napas panjang, meraih gelas sloki di hadapannya dan meminum cairan bening itu dalam sekali teguk. Abigail meringis saat rasa pahit menyapa lidahnya.
Namun, Abigail menoleh pada pria dihadapannya yang sudah setengah mabuk itu sedang menuangkan alkohol dalam gelas sloki kosongnya hingga penuh. Anders mengayukan tangannya memberi tanda agar Abigail kembali meminum alkohol tersebut. Wanita itu menoleh pada rekan-rekannya yang lain yang sedang menatapnya tajam, akhirnya Abigail kembali menenggak habis isi sloki sambil memejamkan matanya.
Anders terlihat senang saat melihat Abigail mulai mabuk setelah meminum hingga botol kelima yang dituangkannya. Karin menatap iba pada wanita disisinya yang sedang tertunduk mabuk.
“Kau baik-baik saja Abigail?” tanya Karin.
Abigail mengangguk. “Aku harus ketoilet,” ujarnya.
Wanita itu berdiri dari kursinya dan berjalan sempoyongan menuju toilet wanita yang letaknya berada di dekat pintu keluar. Hanya beberapa menit saja, Abigailpun keluar dari toilet dan berjalan keluar dari bar.
Seorang pria yang juga sangat mabuk menabrak dirinya hingga Abigail tersungkur kebawah. Pria itu bergegas menghampiri Abigail. “Apa kau baik-baik saja, nona?” tanyanya.
Abigail mengangguk. “Aku hanya kepanasan dan sangat pusing,” sahut Abigail.
Tanpa pria itu sadari, dia menggendong Abigail dengan sempoyongan dan membawanya ke sebuah ruang rahasia bawah tanah di hotel tersebut menggunakan lift khusus.
Saat pintu lift terbuka, Pria itu disuguhkan sebuah pintu kaca yang terkunci. Dia menaruh kelima jarinya pada pintu kaca dihadapannya dan pintupun terbuka. Abigail dibawanya kedalam kamar dan ditidurkannya di atas ranjang king size.
“Kau, milikku malam ini,” bisiknya tanpa sadar.
***
Continue...
jangan lupa klik love agar tidak melewatkan update cerita ini..