Perjalanan ke rumah sakit pagi ini terasa panjang, tapi memang jaraknya lebih jauh dari biasanya. Ana terbawa lamunan teringat pembicaraan semalam dengan ayahnya setelah mereka bersiap tidur. Sampai jam sebelas malam mereka ngobrol, mulai dari pekerjaan Ana, cerita tentang adik - adik Ana, tentang kampus tempat Ayahnya bekerja, hingga akhirnya membicarakan tentang masa depan Ana, bukan lagi soal masa depan pekerjaan tapi masa depan kehidupan pribadinya yang belum juga tampak hilalnya. Huufftt.. ... helaan nafas Ana terdengar, yang mendengar ya dirinya sendiri. Penyiar radio yang sedang berkoar - koar di speaker mobil Ana menyapa pendengarnya saja tidak bia mendengarkan itu. "Sudahi menghukum diri sendiri itu Kak ... dia tidak salah apa - apa, orang lain yang salah." Kalimat ayahnya itu