Tetap Perhatian

1215 Words
Ana masuk ke unit apartemen ketika waktu sudah menunjukkan pukul setengah sebelas malam. Tiga hari dalam seminggu memang dia praktek sore dan sering berakhir malam begini karena banyak pasien. Tadi sudah ada pasien yang yang masuk lagi, yang satu sudah lewat satu minggu tapi pembukaan masih satu, tadi check in untuk dilakukan induksi. Sebelum dia pulang, ada tambahan satu pasien lagi yang masih pembukaan dua tapi sudah heboh dan minta dirawat karena takut melahirkan di rumah, maklumlah anak pertama. Perkiraan Ana kedua pasiennya akan melahirkan besok, makanya Ana pulang dulu untuk beristirahat sebelum ada panggilan dari rumah sakit. Setelah mengambil Oreo dari kulkasnya karena tiba - tiba Ana merasa ingin mengunyah, dia duduk di sofa depan tv sambil mengecek pesan - pesan wa dan mengecek i********: yang jarang sekali dia buka. Ana hanya melihat status - status orang, dia sendiri tidak pernah membuat status, bahkan pengikutnya saja kurang dari lima puluh orang yang rata - rata berisikan teman lamanya, dan kini ada beberapa anak koas juga. Ana sudah bilang bahwa Instagramnya itu tidak ada isinya karena memang tujuannya punya IG hanya untuk kepoin berita terkini saja, tapi mereka ngotot, ya sudah. Kana tidak main i********:, jadi dia hanya ketawa saja waktu melihat teman - temannya minta pertemanan dengan IG kosong Ana itu waktu mereka masih di bawah bimbingan Ana. Ada satu akun yang selalu dilihat Ana karena menarik perhatiannya. Sebenarnya hampir tiap minggu kalau ada waktu senggang Ana akan menyempatkan melihat akun itu. Akun seorang backpacker yang selalu membagikan ceritanya bagaimana mendapatkan tiket murah, penginapan murah, pemandangan indah hingga kehidupan warga lokal yang dia kunjungi, benar - benar menarik. Karena belum bisa mewujudkan keinginannya, setidaknya Ana menikmati dulu perjalanan orang lain keliling dunia, siapa tahu nanti dia ada kesempatan yang sama, seingatnya tabungan untuk dana pikniknya juga terus bertambah, hanya waktunya yang belum senggang. Instagram Mihra juga sekarang menarik perhatiannya karena ada keseharian Muimui di dalamnya, kalau cuma keseharian Mihra tidak ada yang menarik, sama seperti Indha, isinya kalau tidak makanan, ya kegiatan sama teman - teman di kantornya, tidak ada faedahnya buat orang lain menurut Ana. 'Ting' satu pesan masuk di wa-nya yang notifikasinya menutupi seperempat layar ponselnya. Ternyata Kana. Arkana Co-ass Udah sampai apartemen An? Ana tersenyum membacanya, tadi dia memang sudah janji akan mengabari kalau sudah sampai di apartemen, dan dia lupa. dr. Ariana Baru aja Arkana Co-ass Katanya mau ngabarin dr. Ariana Baru lima menit yang lalu, ini aku baru duduk, belum juga mandi Ana mengirimkan foto sofa dimana Oreo, tas dan kunci mobilnya berada di satu tempat di sebelahnya. Arkana Co-ass Oreo? Lagi Supper atau laper dok? Ana tersenyum lagi membacanya. dr. Ariana Dua - duanya kali ya (emoticon senyum) Arkana co-ass Mau makan? Yuk, aku jemput. dr. Ariana No, aku mau istirahat. Tadi udah masuk dua pasien, bisa - bisa ada panggilan menjelang subuh nanti, aku mau cepat tidur aja. Kok kamu belum tidur? Arkana co -ass Belum ngantuk, lagi baca - baca, besok pasti ditanya - tanya sama dr. Timoty. dr.Ariana Ohh ... bacanya yang bener, jangan cuma baca doa, tapi bukunya dibaca juga yang banyak. Arkana Co-ass Ya kali baca doa doang auto bisa jawab pertanyaan dr.Timoty, emangnya dia bakal nanyain doa sebelum masuk ruang praktek? Ckk .. Bu dok suka ngarang deh. Besok aku datang pagi, aku bawain sarapan ya. dr. Ariana Apa, sandwich lagi? Arkana Co-ass Nggak tahu, tergantung besok apa yang bisa buy one get one free dr.Ariana (emoticon ngakak) Kesannya nggak rela banget sih bawain sarapannya. Jangan ngelawak malam - malam, aku mau istirahat! Sementara Kana malah tertular tawanya Ana, padahal hanya berupa emoticon. Arkana Co-ass Bukan nggak rela, cuma seneng aja bayar satu dapatnya dua. dr.Ariana Ya terserah kamu aja deh Arkana Co-ass Oke ..oke Selamat istirahat bu dok...c.u tomorrow dr. Ariana Thank you, bye Ana meletakkan ponselnya masih dengan senyum yang tersisa, Kana memang suka membuat mood membaik dengan kalimat lucunya, sampai dia tidak butuh Oreo lagi, Ana beranjak ke kulkas mengembalikan sisa Oreo tadi, dia mau segera mandi sebelum tidur. Ana harus cepat istirahat supaya kalau ada panggilan darurat setidaknya dia sudah sempat tidur walau hanya beberapa jam. *** Sampai alarm bunyi pukul lima pagi, tidak ada panggilan darurat, tapi pesan wa sudah ada yang melaporkan perkembangan pasien. Pasien induksi pukul empat tadi sudah pembukaan lima, sedangkan yang satu lagi masih belum ada kemajuan berarti, jadi masih bisa santai . Ana langsung membereskan tempat tidurnya sebelum beranjak ke kamar mandi untuk bersuci sebelum subuhan, setelah itu dia akan mandi dan bersiap untuk ke rumah sakit. Ana menyempatkan diri sekedar merapikan apartemen yang sama sekali tidak terlihat berantakan, memang dia itu hobby beberes dan dia sendiri tidak mengerti kenapa itu hanya menurun kepadanya dari kebiasaan ibunya, sedangkan adik - adiknya tidak. Hobby masak ibunya juga didapat Ana, hanya dia tidak sempat saja melakukannya. Di kulkasnya saja minim bahan makanan mentah, lebih banyak yang siap saji dan tinggal dipanaskan di microwave, memang Ana bagian dari Generasi Milenial yang mulai mengikuti gaya hidup simpel dan modern walaupun tidak sepenuhnya memanfaat semua teknologi seperti gen Z sekarang ini, setidaknya robot sapu dan pel miliknya mewakili zamannya teknologi gen Z. Sudah setengah tujuh, Ana bersiap turun ke basement untuk memanaskan mobilnya dulu sebelum berangkat, dia memastikan tidak ada yang tertinggal, lalu mengunci pintu unit apartemennya. Outfit Ana hari ini mencerminkan wanita yang banyak aktifitas tapi tetap ingin terlihat terlihat elegan. Celana panjang krem model pensil dan blouse berkerah dengan bahan lembut warna sage yang dimasukkan kedalam selipan celana panjangnya dengan aksen ikat pinggang kecil yang melilit di pinggang. Badan Ana termasuk ideal dan menjadi body goals banyak wanita, tinggi seratus enam puluh lima sentimeter dengan berat lima puluh kilogram cukup membuatnya menarik perhatian orang, apalagi kalau sudah memakai Sneli, seragam kebesarannya, keren aja pokoknya. "Selamat pagi dok," sapa perawat yang berpapasan dengannya ketika Ana menuju tempat perawatan pasien rawat inapnya. Dia langsung menuju meja tempat para suster berkumpul untuk mengecek dulu hasil pemeriksaan pasiennya. "Pagi dok." "Selamat pagi, bagaimana pasien hari ini?" "Nyonya Denti sudah masuk ruang bersalin dok, ini saya baru wa dokter, sudah bukaan delapan, kontraksinya semakin cepat. Nyonya Raini masih di ruang perawatan, setengah jam lagi baru pemeriksaan lagi." "Oke makasih," jawab Ana yang langsung pergi ke ruang ganti baju, karena pembukaan sudah hampir lengkap, seharusnya sebentar lagi pasiennya akan melahirkan. 'Drrrt ...' Panggilan dari Kana tepat waktu disaat Ana sudah mau meninggalkan ponselnya di dalam locker. "An ... sudah di rumah sakit?" "Iya udah, mau ada partus, aku sudah mau ke ruang bersalin." "Owh oke, aku sudah dekat sih, mau sarapan bareng nggak? Atau mau aku titipin aja ke suster?" "Hmm ... aku mungkin baru akan selesai satu jam lagi, belum tahu juga sih, ini aku baru mau ngecek pembukaan dulu. Mending kamu titip aja deh, takutnya nanti kamu terlambat kumpul dan absen." "Oke ... nanti aku titip, hari ini aku dapat gratisan nasi kuning komplit." "Kamu ulang tahun?" "Nggak, kucing si Nur yang ulang tahun." "Siapa Nur?" "Mbak di rumah." Ana tertawa," Rada - rada kamu itu." "Emang, rada - rada ganteng kan?" "Terserah aja deh." "Yaudah sampai ketemu nanti kalau gitu, makan siang bareng?" tanya Kana. "Lihat nanti aja ya, pasienku satu lagi masih nunggu progress juga, kalau nggak ada kerjaan aku bisa." "Oke nanti aku akan telpon kamu dulu, bye An." "Thank you ya Kana, bye."
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD