Malam menjelang. Langit pun gelap, berteman bulan sabit yang disertai bintang-bintang yang terlihat lebih cemerlang, bila dibandingkan dengan langit Jakarta yang sudah penuh dengan polusi, di segala penjuru kotanya.
Di sebuah bukit, tempat rumah kayu Ki Sawo berada. Terlihat Lelaki tua yang belajar ilmu keabadian itu, sedang berjalan menuju bagian belakang rumahnya. Walaupun usianya sudah tak lagi muda. Tetapi Ki Sawo terlihat berjalan sangat lincah sekali, untuk ukuran usianya. Hingga ia pun tiba pada sebuah papan berukuran 1,5 x 1,5 meter. Yang tiba-tiba saja terbuka sendiri, hingga terbukalah ruang bawah tanah di rumah kayu itu. Yang hanya diketahui oleh dirinya sendiri.
Ruang bawah tanah itu bercahaya temaram. Yang berasal dari barisan lusin lilin merah yang berada di tempat itu. Yan
