Arsene yakin benar bahwa telinganya masih berfungsi dengan sangat teramat baik. Mendengarkan kalimat yang baru saja terlontar dari mulut Raymond, seketika itu juga ia mengerjap. Mencerna beberapa detik lantas tak lama berpikir berulang kali. Apakah yang mertuanya itu sampaikan adalah sebuah kebenaran atau hanya sekedar omong kosong untuk mengundang emosinya. Bagai tersambar petir di tengah hari bolong, ia lagi-lagi mendapati sebuah kenyataan baru kalau ternyata Oliver adalah ayah kandungnya. Apakah Arsene langsung percaya begitu saja? Tentu saja tidak. Ia bahkan berusaha keras untuk menampik apa yang Raymond sampaikan barusan. "Jangan gila, Pa! Omong kosong macam apa lagi sebenarnya yang ingin Papa sampaikan kepadaku?" tutur pria itu dengan santai. Sebisa mungkin menjaga air mukanya agar