18. Up in the Air

2603 Words

Arsene tertegun lama. Matanya terpaku pada deretan gedung-gedung pencakar langit yang ia lihat dari balik kaca ruang kerjanya. Sesekali, sambil memejamkan mata, Arsene membawa tangan kanannya untuk memijat halus keningnya yang berdenyut nyeri. Beberapa peristiwa yang timbul akhir-akhir ini memang begitu menguras otak dan emosi. "Ku pikir kita benar-benar sahabat, nyatanya kau menyakiti perasaanku, Arsene. Kau sengaja melakukan ini semua padaku." Kata-kata Edward semalam terus terngiang-ngiang di kepala Arsene. Sakit sekali hatinya harus menghadapi kenyataan dibenci oleh pria yang selama ini sudah dianggapnya saudara. Semua Arsene lakukan bukan tanpa alasan. Lagi pula, ia berpendapat kalau Olivia memang tidak pantas mendampingi Edward yang begitu tulus dan baik hati. Karena sibuk memikir

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD