Bagas kaget saat satu map yang berisi dokumen mendarat di atas mejanya dengan sangat tidak etis. Siapa lagi yang berani melakukan itu kecuali Vero. Untung mood Bagas sedang baik siang ini, jika tidak maka pastilah dokumen ini kembali melayang mengenai kepala Vero. “Lo nggak baca dulu kontrak kerjasamanya?” Nada bicara Vero seakan menahan emosi yang sudah ingin meletus. Bahkan dia tidak menggunakan bahasa formal padahal masih dalam konteks jam kerja. Hal ini sangat jarang terjadi kecuali Vero sedang kesal, marah atau moodnya dalam kondisi buruk. “Apa sih?” Bagas seakan tidak mengerti. Vero mengacak rambutnya frustasi. Bagaimana Bagas bisa teledor begini karena menandatangani kerjasama dengan perusahaan yang belum jelas latar belakangnya. “Lo baca sendiri!” geram Vero. Bagas mengerutka