Marah?

1997 Words

"Pelan pelan makannya." "..." Bagas membantu Alena membersihkan mulutnya, benar-benar sebagai sosok laki-laki yang dapat diandalkan. Semua perlakuan yang diberikan Bagas mampu membuat hati Alena meleleh. Apa memang hati perempuan akan mudah untuk terperangkap dalam rasa yang sangat sensitif itu. Entahlah, Alena juga bingung dengan dirinya sendiri. "Jangan ngomong aneh-aneh makanya Mas," balas Alena yang saat ini masih syok. Padahal pembahasan itu tidak akan muncul jika Alena tidak memulainya. "Aneh gimana?" Bagas bertanya dengan polosnya. Apa karena tidak pernah dekat dengan perempuan dia menjadi tidak bisa memahami makhluk yang berjenis perempuan itu? Haruskah Bagas belajar dari orang yang sudah berpengelaman. Akan terdengar sangat memalukan bukan. "Pokoknya aneh!" Alena seakan mencu

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD