FASHA baru tiba di rumah tepat pukul delapan malam. Ayah dan ibu-nya bingung melihat mukanya lebih kusut dari biasanya. Keduanya men-dongak tapi tak bertanya apa-apa. Saat Fadli menoleh pada istrinya, istrinya hanya mengendikan bahu. Si Fasha mana pernah cerita. Tapi si Fasha tiba-tiba menghentikan langkah lantas balik badan, menatap ayah dan ibunya dari tangga. “Rain kemana, buk?” tanyanya. Caca ber-hah ria dulu baru tersadar akan pertanyaan anaknya ketika Fadli menepuk lengannya. Diam-diam ia meringis. Soalnya, biasanya kan Fasha gak pernah nanya ini-itu tentang adiknya. “Jalan-jalan ke Malang, Sha.” “Cuma ke Malang?” “Ke Jogja sama ke Solo juga katanya. Kenapa?” Fasha menggeleng. Kemudian melanjutkan langkahnya lagi. Dari jawaban itu ia sudah mengambil kesimpulan. “Kamu juga, Sha.