"Kyara, kenapa lo mutusin gue hah?"
"Karena gue bosan, Vin."
"Ra, gue tinggalin Zea cuma buat lo terus sekarang lo ninggalin gue? Jadi hubungan kita selama ini lo anggap apa? Dengan gampangnya lo bilang bosan!"
"Yang penting gue udah berhasil rebut lo dari dia, gue bahagia aja bisa rebut yang dia punya."
Alvin tidak habis pikir dengan pengakuan cewek yang dicintainya. Ia rela meninggalkan Zea hanya untuk Kyara tapi sekarang apa yang ia dapat? Sebuah pengakuan yang menyakiti hatinya.
Setelah itu Kyara keluar dari kafe dan meninggalkan Alvin dengan sejuta luka di hatinya.
"Selamat malam, ketemu lagi dengan Kanzea yang imut melebihi Selena Gomez. Sore ini Zea mau bawain lagu-nya Repvblik yang berjudul aku takut."
Bukan hanya Alvin yang melihat ke atas panggung tapi juga semua pengunjung kafe. Zea memang penyanyi di kafe ini karena ini adalah kafe milik Alana, yang dibeli ole Gavril saat mereka pindah ke Jakarta agar Alana mempunyai kesibukan, tidak selalu berdiam diri di rumah.
katamu cintaku berlebihan
cemburuku tak beralasan
membuat dirimu tak nyaman
maafkan aku sayang
aku takut kehilangan dirimu
aku takut takut kehilanganmu
aku takut kehilangan cintamu
aku takut hidup tanpa dirimu
aku tak akan bisa, aku yang bisa gila
bila kau pergi meninggalkanku
katamu cintaku berlebihan, cemburuku tak beralasan
bagaikan burung dalam sangkar, maafkan aku sayang
aku takut kehilangan dirimu, aku takut takut kehilanganmu
aku takut kehilangan cintamu, aku takut hidu tanpa dirimu
aku tak akan bisa, aku yang bisa gila
bila kau pergi meninggalkanku
aku takut kehilangan dirimu, aku takut takut kehilanganmu
aku takut kehilangan cintamu, aku takut hidup tanpa dirimu
Riuh tepuk tangan terdengar ke segala penjuru kafe setelah lagunya berakhir. Zea turun dari panggung dan tiba-tiba Alvin sudah berada di dekatnya. "Suara lo makin bagus, lo juga makin cantik."
"Gue tahu, suara gue bagus ngalahin Raisha dan wajah gue cantik ngalahin Pevita Pierce. Jadi ada apa?"
Alvin tertawa renyah. "Gue mau balikan," ucapnya to the point membuat mulut Zea terbuka lebar.
"Balikan? Gue nggak suka tuh yang namanya balikan!" Zea hendak pergi namun langsung dicekal oleh Alvin. "Lo masih sayang sama gue, jadi nggak ada alasan lo nolak gue!" ucapnya percaya diri.
Zea tersenyum miring. "Gue kasih tahu sama lo, gue bukan tipe cewek di luaran sana yang susah move on. Asal lo tahu sejam setelah kita putus gue udah move on. Jadi stop percaya diri!"
"Lo bohong Zea! Lo cuma gengsi doang 'kan?"
"Kalau gue jadi lo sih malu ya, udah selingkuh terus ngajak balikan lagi. Gue tebak, pasti lo dicampakkin sama Kyara makanya lo ngemis-ngemis minta balikan! Jangan serendah itu, bisa?" ujar Zea kemudian meninggalkan Alvin.
Poor you Alvin.
Zea ke ruangan Alana dan di sana sudah ada Alana yang sedang bermesraan dengan Gavril. Melihat orang tuanya ciuman panas sudah menjadi kebiasaannya. Orang tuanya itu tidak tahu tempat.
Zea berdeham keras, tetapi walaupun begitu Alana dan Gavril tidak melepaskan ciuman mereka.
Zea duduk di sofa kosong. "Makin tua itu kenapa makin m***m sih astaga, kasihan anakmu yang jomblo ini."
Gavril dan Alana melepaskan ciuman mereka karena mungkin mereka lelah. "Bibir mama ini adalah candu papa," ujar Gavril mengusap bibir Alana yang lipstiknya sudah berantakan.
"Lihat tempat dong, di kamar kek terus kunci yang rapat sampai besok juga nggak masalah, mau jungkir balik, koprol-koprolan atau kayang juga nggak masalah! Asal nggak m*****i mata suci Zea ini."
"Iya, lain kali papa bakal kunci mama seminggu di kamar tanpa keluar sedetikpun!"
"Terus pas keluar kamar, mama udah nggak bisa jalan, begitu?" tanya Zea yang membuat tawa Gavril pecah.
"Papa, Zea. Jangan bahas hal m***m! Jadi kamu mau pulang sama mama dan papa atau dijemput sama Zio?" tanya Alana mengalihkan pembicaraan.
"Ken lagi on the way kok."
"Kamu jangan macam-macam ya sama Zio, kalian hanya boleh tinggal satu apartemen tapi jangan satu kamar," ujar Gavril.
Zea memberi tanda hormat ke Gavril. "Tentu, Pa. Zea sama Ken hanya sebatas om dan keponakan."
"Tapi kamu suka 'kan sama Zio?" goda Alana.
Pipi Zea memerah. "Memangnya kalau Zea nikah sama Ken, mama sama papa setuju?"
"Apapun yang terbaik buat kamu, kami akan mendukung," ujar Alana.
"Jadi hubungan kalian seperti apa sekarang?" tanya Gavril memastikan.
"Masih om dan keponakan."
Setelah itu muncul pesan w******p Kenzio yang mengatakan ia sudah ada di depan kafe. Zea langsung salim kedua orang tuanya. "Zea, pamit dulu ya."
"Hati-hati sayang."
Zea mengacungkan jempolnya. "Kalau mau buat dedek pas pulang aja ma, pa. Tapi awas ketahuan sama Iqbal."
***
Selama perjalanan Kenzio hanya diam, sementara Zea selalu berbicara. Bukan Zea namanya kalau tidak bawel tapi beruntung karena kebawelan Zea selalu bisa mencairkan suasana yang kaku.
"Ken tahu nggak Alvin ngajak Zea balikan. Kayaknya dia udah putus sama Kyara. Ogah banget Zea mau balikan sama mantan laknat itu!"
Kenzio menepikan mobilnya lalu menatap Zea. "Jangan berbicara tentang cowok lain dan kamu gak boleh dekat dengan cowok manapun. Ingat?"
Zea bergeming, kemudian Kenzio mendekatkan wajahnya ke wajah Zea hendak mencium tapi Zea langsung menepisnya. "Tunggu sampai halal!"
"Ayok besok nikah. Kamu membuatku gila, Zea!" Kenzio megacak rambutnya frustasi.
"Kita belum ada hubungan apa-apa lho, Zea tunggu hal yang romantis dulu."
Kenzio mengangguk. "Segera!" ia menjalankan kembali mobilnya menuju apartemen.
***