Tok… tok… tok ….! Suara ketukan pintu kembali terdengar. Namun, berbeda dengan tadi, sekarang ini aku lebih mudah membuka mata. Malah bukan hanya aku, tapi Reyhan juga. Tak sengaja, mata kami saling bertemu. Aku tersenyum ke arahnya meskipun dia hanya diam. Tidak ada rasa malu ataupun canggung. Bukankah aku mencintainya? Jadi tidak masalah kalau aku sedikit lebih agresif padanya. Meskipun tidak tahu balasan apa yang akan aku dapatkan. Dengan masih berpakaian kurang bahan ini, aku turun dari ranjang menghampiri laki-laki yang bergelar suami itu. Berjalan dengan percaya diri tanpa memikirkan lagi rasa malu. Melihatku berjalan menghampirinya, Reyhan mengalihkan pandangan ke arah lain. "Mas," sapaku memeluknya dari belakang. Kucium tengkuk lehernya dengan kecupan lembut. Reyhan diam saja