BAB 108

1036 Words

Pov Luna "Istri?" tanya Mas Reyhan sembari menoleh ke arahku. "Jangan bercanda, Tante. Istri saya Indah," ucapnya. "Saya tahu Luna. Dia itu teman saya," lanjutnya lagi. "Mas," lirihku. Aku tidak tahu harus bicara apa saat ini. Ternyata benar. Mas Reyhan amnesia. Bagaimana ini? "Iya, Mas. Aku memang temanmu. Aku sahabatmu," ucapku kemudian memegang tangan Mas Reyhan. Dia mengingatku. Tapi hanya mengingat seorang teman. Dan mengingat Indah, sebagai istri. "Sabar, Luna. Sabar," batinku. "Suamimu mana? Kamu hamil tua?" tanyanya. Aku diam saja. "Suamiku pergi. Aku kira kamu yang akan jadi suamiku," kataku menggoda. Padahal hatiku terasa pedih. "Sayang," Reyhan memanggil Indah. "I-iya, Mas?" sahut Indah sembari menatap ke arahku. "Indah, kamu antar Reyhan ke kamar supaya dia bisa beri

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD