BAB 90

1103 Words

"Ngaco lo, Hend." Edwan menimpali. Kali ini wajahnya terlihat santai. "Kaya pernah ketemu aja kalian ini. Gue udah sibuk di bidang makanan dari dulu. Jadi mana ada waktu buat urus-urus perusahaan," lanjutnya lagi. "Widih! Jangan salah. Jaman sekarang, uang yang bekerja. Apalagi kalau sudah punya orang kepercayaan. Bukan sombong nih, contohnya Adit. Gue yang urus semuanya," balas Hendra. Novi membenarkan ucapan suaminya. "Jadi, benar kamu pemilik perusahaan itu?" Indah bertanya pada Edwan dengan sorot mata menatap tajam. Membuat laki-laki itu salah tingkah hingga menggaruk kepala yang mungkin saja tidak terasa gatal. "Edwannn!!! Jawab aku!" tekannya lagi masih menatap pria itu. "B-bukan aku, Ndah. Novi sama Hendra ngarang itu. Mending kamu besok datang dan temui saja direktur perusaha

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD