POV INDAH "Maya!" ujarku menghampirinya karena wanita itu tiba-tiba saja pingsan. "Hendra! Edwan tolongin!" ujarku lagi. Namun Edwan dan Hendra malah diam saja. "Pak tolong antar perempuan ini ke rumah sakit. Tolong carikan taksi biar kami mengikuti dari belakang," ucap Hendra membuat mataku membulat sempurna. "Kenapa gak kamu masukin ke mobil kamu saja, Hend? Lalu kita antar sama-sama ke rumah sakit," ucapku. Tiba-tiba saja merasa kasihan dan tidak tega pada Maya. "Nggak deh, Ndah. Biar warga saja yang antar. Aku gak mau ngangkat-ngangkat Maya. Lagi pula ada hati yang harus dijaga. Terus juga banyak warga." Hendra menolak dengan memberikan alasannya. Aku pun mengangguk karena tidak berani untuk memaksa. Sementara Edwan langsung angkat tangan ketika mataku melirik ke arahnya. "Sud