BAB 25

2019 Words

POV LUNA Pagi ini, saat baru saja terbangun dan menunaikan shalat subuh, aku teringat untuk menelepon Danang. Akhirnya, tepat pukul 05.30 aku pun menghubungi nomor Danang. "Nov, aku yakin Danang masih tidur, telpon aja kali ya, biar Maya panas," ucapku. Novi yang sedang melipat mukena bekas shalat pun hanya terkikik. Kami meskipun masih bersikap kurang baik, shalat tetap kewajiban yang harus ditunaikan. "Kamu jail banget, Lun," ucap Novi yang kemudian kembali duduk di atas ranjang tempat tidur. "Nggak apa-apa. Biar aja. Biar Danang tau rasa. Benci banget aku dia udah nyakitin Indah. Aku nggak rela, sahabatku itu disakiti. Benci aku sama Danang juga perempuan kampungan yang katanya tetangga Indah itu." "Kamu diem ya, nih aku mau telepon dia," ujarku lagi. Tak lama kemudian, aku pun me

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD