Dengan menahan perut yang terasa mual, aku pun membuka pintu. "Indah." Ternyata Pak Bos yang datang dengan beberapa teng-teng belanjaan. "Bapak ngapain kesini, Pak. Saya gak enak. Ini kan kosan khusus wanita," ucapku. "Ya saya cuma mau mastiin kamu baik-baik saja! Emang tidak boleh?" ujarnya. "Boleh kok. Tapi bapak jangan terlalu baik sama saya! Apalagi kita cuma karyawan sama bos. Nanti timbul fitnah," ucapku. "Peduli amat apa kata orang. Yang penting adalah aku sama kamu," ujarnya lagi. Dengan santai ia pun duduk di kursi yang berada di depan kamar kostku. "Memang aku sama kamu apa?" sanggahku. "Calon pasangan suami istri," jawabnya membuat bola mataku membulat. "Jangan ngaco! Sekarang pulang sama! Aku ini masih istri orang! Lagian kalian tuh laki-laki sama saja! Manis di