"Maaf, saya tidak sengaja, Andin," ucap Dipta sambil menetralkan napasnya. Andin pun memejamkan mata sambil menarik napas mencari udara agar bisa masuk ke paru-parunya. Sebab, Andin selalu saja hampir kehabisan nafas jika sudah berhadapan dengan Dipta. Apalagi, kali ini Dipta melakukan kesalahan fatal pada dirinya. "Mamah." Untung saja Sava segera memanggil Andin. Andin dan Dipta pun merasa terselamatkan dari jurang ketegangan oleh panggilan dari Sava. "Ah iya, Sava. Bentar." Dipta menatap Andin kembali dengan datar, namun, penuh arti. "Sedikit menegangkan," ucapnya dalam hati. Handphone Andin berkedip, Dipta sedikit mengintipnya karena penasaran. Dipta terdiam sejenak dengan tetap menatap layar handphone itu. Matanya menyipit menatap layar handphone itu. Karena penasaran Dipta pun me