Bercinta

1020 Words
"Emmmhhh…." Gina mendesah saat Axel memberi sentuhan di bagian d**a dan lehernya. Axel melempar kemeja yang dipakai Gina ke sembarang arah, dan terus menikmati leher Gina. Gina juga tidak berontak dan membiarkan Axel menikmati salah satu gunung kembar Gina, hingga Axel terus mendengar suara desahan Gina. "Emmmh, ahhhh." Gina mendesah saat Axel benar-benar menikmati gunung kembar Gina. Gina terus membiarkan Axel menikmati gunung kembarnya, bahkan Gina memberi akses yang lebih mudah agar Axel bisa menikmati seluruh tubuhnya, hingga Axel yang merasa tidak kesulitan mencari kenikmatan dari bagian tubuh Gina semakin bersemangat menyentuh dan menghisap leher dan d**a Gina , hingga meninggalkan banyak bekas merah keunguan. Axel melihat wajah Gina sudah merah, artinya Axel berhasil membuat Gina terangsang. Axel langsung menarik selimut untuk menutupi tubuh polosnya, dan kembali melanjutkan permainan bibirnya di d**a dan leher Gina. "Berapa harga yang kamu berikan pada pelanggan mu tadi?" tanya Axel setelah menjeda permainan bibirnya di d**a Gina. Gina yang mendengar pertanyaan Axel langsung membuka matanya yang sempat terpejam. "$15000." Jawab Gina singkat, dan Gina yang sudah terbakar gairah masih sempat berpikir tentang sebuah keuntungan. Menurut Gina, uang segitu lumayan untuk dijadikan sebagai alasan hasil dari jual diri untuk diserahkan pada Axel lagi. Axel sendiri yang mendengar jawaban Gina sedikit ragu, tapi karena Axel tidak tahan untuk tidak menyentuh Gina, akhirnya Axel melanjutkan apa yang ingin ia lakukan pada Gina, karena menurut Axel, hanya membayar Gina 5x lebih banyak dari harga yang diberikan pada pelanggan Gina, itu tidak akan membuat dirinya miskin, pikir Axel. Padahal, kalau dipikir-pikir, Axel bisa saja menikmati tubuh Gina tanpa harus membayar seperti pelanggan Gina yang Axel tahu, karena Gina istrinya sendiri. Tapi, karena pernikahan mereka terjadi karena sebuah transaksi, atau sebuah bisnis, akhirnya Axel merasa tidak bisa menggunakan atau menikmati tubuh Gina sesuka hati seperti pasangan suami istri pada umumnya, hingga Axel harus membayar mahal untuk menikmati tubuh istrinya sendiri. Axel juga tidak mencoba untuk meminta haknya secara baik-baik pada Gina, itu karena Axel merasa yakin kalau Gina akan memberitahunya kalau tubuhnya tidak gratis, mengingat bantuan yang ia berikan pada Gina itu tidak gratis, akhirnya Axel lebih memilih kehilangan uangnya yang jumlahnya tidak sedikit, daripada harus kehilangan harga dirinya karena Gina. Karena menurut Axel ia sudah bisa menikmati tubuh Gina dengan leluasa tanpa harus merasa takut kehilangan harga dirinya karena diejek Gina, akhirnya Axel mulai melakukan sebuah penyatuan pada Gina karena Axel juga sudah membayar Gina dengan harga yang tidak sedikit. Namun Axel langsung menghentikan pergerakan yang berusaha untuk memasuki milik Gina, saat Axel merasa kesulitan untuk bercinta. "Tidak mungkin kan dia masih perawan?" gumam Axel dalam hati, saat ia merasa kesulitan untuk melakukan sebuah penyatuan dengan kina menurut Axel, sangat tidak mungkin kalau Gina masih perawan, karena sudah berulang kali Gina melakukan sebuah penyatuan atau menjual diri di klub malam, dan tidak mungkin Gina juga melakukan perawatan atau operasi keperawanan, agar Gina tetap perawan, karena Axel tidak memberitahu Gina kalau ia ingin menikmati tubuh Gina seperti pelanggan Gina yang menikmati tubuhnya. Gina yang merasa Axel hanya diam saja langsung membuka matanya dan melihat Axel dengan tatapan herannya. "Pak Tua, kau sudah tidak b*******h, atau milikmu sudah mati?" tanya Gina dengan polosnya, dan sama sekali tidak ada niatan untuk bercanda, membuat Axel yang mendengar pertanyaan Gina langsung melempar tatapan tajamnya pada Gina, dan itu semakin membuat Gina tidak mengerti. Axel mendekatkan wajahnya pada wajah Gina, lalu menurunkan atau menyentuhkan miliknya pada bagian paha Gina, menunjukkan kalau miliknya masih tegang atau masih berfungsi. "Jangan coba-coba memancing kemarahanku, Aku sudah membayarmu mahal." Ujar Axel yang sebenarnya bukan perkataan itulah yang ingin Axel katakan, melainkan sebuah kalimat tanda tanya, Ingin mempertanyakan apakah Gina masih perawan atau tidak. Tapi ternyata, justru kata yang bernada ancaman yang keluar dari bibir Axel, bukan mempertanyakan soal keperawanan Gina. Gina yang mendengar ucapan atau ancaman Axel langsung memberi tanda kalau dirinya akan mengunci bibirnya. Gina menyentuh d**a Axel, dan Axel kembali terbuai dalam sentuhan tangan Gina, hingga pikiran Axel yang awalnya berpikir tentang keperawanan Gina, kini teralihkan oleh rasa yang ingin untuk bercinta dengan Gina. Bibir Axel kembali bermain di gunung kembar Gina, dan kembali menyesapnya, lalu tangan Axel mulai mengarahkan miliknya pada milik Gina, dan berusaha untuk melakukan penyatuannya, yang menurut Axel sangat susah melebihi perawan. "Ahhhh. Pelan-pelan, Pak Tua. Aku masih perawan," desis Gina saat Axel memaksa miliknya untuk memasuki miliknya. Axel yang mendengar desisan dari Gina yang berupa permintaan agar melakukannya dengan pelan langsung menatap Gina, dan Axel tahu kalau Gina masih perawan tanpa harus bertanya pada Gina langsung, karena sebelum Axel bertanya, dan sebenarnya Axel memang ingin bertanya, Axel sudah diberitahu lebih dulu oleh Gina. "Jadi kamu masih perawan?" tanya Axel yang sempat menduga Gina memang masih perawan. Gina yang mendengar pertanyaan Axel langsung tersadar dari kata yang baru saja keluar dari bibirnya. Gina hanya diam saja, terlebih Gina juga melihat Axel menatap dirinya dengan tatapan tajamnya. Karena Gina tidak ingin Axel jadi mempermasalahkan keperawanannya, akhirnya Gina langsung menyambar bibir Axel lebih dulu, dan bermain disana, hingga Axel merasa semakin kepanasan. Axel mulai membalas permainan bibir Gina, dan semakin lama, Axel semakin memperdalam ciumannya, dan Gina juga semakin semangat mencari kenikmatan dari bibir Axel, hingga keduanya sama-sama menikmati permainan bibir mereka. Ternyata Axel memang pria yang lincah dalam permainan ranjang, karena saat bibirnya bermain di bibir Gina, tangannya tidak tinggal diam. Tangan Axel juga bergerak lincah untuk memainkan gunung kembar Gina, hingga Gina benar-benar terbuai dalam permainannya Axel, dan Axel sangat mengerti kalau Gina sudah terbakar gairah sama seperti saat dirinya memberi sentuhan lembut pada bagian sensitifnya. Tangan Gina juga semakin menekan kepala Axel agar Axel semakin memperdalam permainannya, karena Gina sudah terlanjur kenikmatan, hingga ia tidak sadar kalau dirinya bertindak seperti wanita malam pada umumnya. Axel juga sedikit terkejut saat melihat sikap liar dari Gina, karena Gina masih perawan. Namun tidak dipungkiri Axel juga tidak keberatan saat Gina bersikap liar pada dirinya. Disaat bibir Axel masih terus menikmati dan memanjakan gunung kembar Gina, salah satu tangannya menuntun miliknya untuk memulai melakukan sebuah penyatuan tanpa disadari oleh Gina. Axel langsung mendorong pusaka besarnya pada milik Gina yang memang sudah basah sejak tadi, hingga Axel kembali mendengar suara erangan dari bibir Gina. "Ssst, emmmmhh…" .
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD