"Apa yang kau lakukan, hah?" tanya Axel dengan kedua mata yang sudah melotot, namun tidak membuat Gina takut, justru Gina malah memperlihatkan senyumnya, dan membuat Axel yang melihat senyum Gina semakin kesal karena ternyata Gina tidak ada takut takutnya pada dirinya.
Karena Axel merasa sudah habis batas kesabarannya, Axel menjepit kedua pipi Gina untuk memberi pelajaran pada Gina, namun Gina malah memajukan bibirnya seperti orang yang ingin mencium, hingga membuat Axel semakin menggeram kesal.
Axel melepaskan tangannya secara kasar dari kedua pipi Gina, dan meninggalkan Gina sendirian.
Gina yang merasa berhasil mengerjai Axel langsung tertawa terbahak-bahak, karena ternyata Axel begitu sangat mudah digoda oleh dirinya.
Karena Gina tidak tahu dirinya harus menempati kamar yang mana, akhirnya Gina membawa langkahnya untuk menuju kamar Axel, karena yang Gina tahu itu cuma kamar Axel. Jadi Gina menuju ke kamar Axel untuk menempati kamar Axel, atau nggak sekalian saja tidur sekamar dengan Axel, pikir Gina sambil membawa langkahnya menuju ke kamar Axel.
Gina membuka pintu kamar Axel dengan pelan membuat Axel yang sedang membuka kemejanya langsung mengembalikan badannya menghadap pada pintu, dan seketika Axel memperlihatkan wajah marahnya pada Gina saat melihat senyum yang Axel lihat seperti sengaja memancing kemarahannya.
"Mau apa kamu ke kamarku? Bukannya aku sudah menunjukkan kamar mana yang harus kamu tempati? "tanya Axel dengan nada dingin.
"Aku tidak tahu Pak Tua, kamar mana yang kau maksud. Dan aku taunya cuma kamar ini. Ya udah kalau gitu aku dikamar ini saja. Kita tidur sekamar. " Jawab Gina dengan nada santainya Seraya menutup pintu kamar Axel dan mendekati ranjang Axel, lalu duduk, membuat Axel lagi-lagi mengerang kesal.
"Gina, Jangan membuat ulah. Aku sudah memberitahumu aturan menjadi istri Axel. Jadi jangan sampai melewati batas. "Ujar Axel dengan penuh ketegasan, dan terdengar sangat serius, namun Gina tetap sengaja berlaga santai, meski sebenarnya Gina sedikit merasa ragu untuk memperlihatkan sikap santainya pada Axel.
" Pak Tua, aku ini istrimu, di mana-mana kalau seorang istri itu tidurnya satu kamar dengan suaminya. Kenapa Pak Tua malah memberikan kamar yang berbeda buat kita? Untuk apa Pak Tua menyuruhku tinggal di sini? Kalau kita harus tidur terpisah, lebih baik aku tidur di kamarku sendiri aja di rumah. Sekarang aku mau pulang. "Ujar Gina yang langsung berdiri dan mendekati pintu, membuat Axel yang awalnya ingin memperlihatkan wajah garangnya langsung menahan Gina, dan membiarkan Gina tidur di kamarnya.
" Baiklah. Kamu boleh tidur Di kamarku. Tapi jangan coba-coba untuk menggodaku. "Ujar Axel Memberi peringatan pada Gina, membiarkan Gina untuk tidur di kamarnya, namun Axel bener-bener memberi peringatan agar Gina tidak menggodanya.
Gina langsung tersenyum saat mendapat izin dari Axel, dan kembali mendekati ranjang lalu membanting tubuhnya ke ranjang, membuat Axel langsung memijat pelipisnya.
Karena pakaian Gina sangat terbuka, dan itu sangat menggoda Axel, akhirnya Axel memutuskan untuk keluar dari kamarnya dan memilih tidur di kamar yang berbeda dengan Gina, terpaksa Axel yang mengalah, membiarkan Gina menguasai kamarnya.
Jadi malam ini Axel benar-benar membiarkan Gina menguasai kamarnya, dan Axel sendiri tidur di kamar sebelah.
Keesokan paginya, Gina bangun dari tidurnya, itu karena Gina mendengar suara ponselnya yang berdering.
Gina meraba ponselnya dan langsung menerima panggilan masuk tersebut tanpa melihat terlebih dahulu siapa yang menghubunginya.
"Halo," sapa Gina dengan suara seraknya khas bangun tidur.
"Gina, Kamu ke mana saja? Kenapa tidak pulang?" tanya Revan yang membuat Gina langsung membangunkan tubuhnya secara paksa karena sedikit terkejut saat mendengar suara sang Kakak.
"Kakak, jangan tanyakan aku sekarang ada di mana kamu karena kondisiku sedang tidak baik-baik saja. Bilang saja sama mama dan papa kalau aku sedang ada pelajaran tambahan. Dan aku ingin Kakak menemuiku di rumah Pak Excel, karena aku ingin cerita panjang lebar sama kakak Titi tanda ketik ujar Dina yang membuat Revan benar-benar tidak mengerti, apa maksud dari perkataan sama adik. Namun meski begitu kemaren memilih mengiyakan, Karena Reva sedikit merasa lega saat mendengar suara adiknya yang terdengar baik-baik saja, meski Gina mengatakan kalau saat ini kondisinya sedang tidak baik-baik saja, setidaknya Revan mendengar suara Gina yang baik-baik saja.
"Baiklah. Kakak akan menemuimu disana. Dan Kakak Mau kamu jelaskan nanti." Ujar Revan yang langsung di anggukkan kepala oleh Gina, meski Gina sadar kalau Revan tidak akan melihat dirinya yang menganggukkan kepala, tapi Gina tetap melakukannya.
Panggilan pun terputus, dan Gina langsung mendesah kasar, karena menurut Gina, memang seharusnya ia harus menceritakan masalahnya pada salah satu keluarganya, dan menurut Gina, orang yang tepat mengetahui rahasia yang ia sembunyikan itu adalah sang kakak. Dan memang tidak mungkin ia akan memberitahu salah satu diantara kedua orang tuanya, karena Gina yakin salah satu kedua orang tuanya akan merasa sedih kalau mendengar rahasia yang ia simpan dengan baik.
Gina turun dari ranjang dan menuju ke kamar mandi, setelah Gina selesai mandi, Gina menuju ruang ganti yang ada di kamar Axel.
Karena Gina tidak menemukan pakaian yang cocok untuk dirinya karena memang Axel tidak menyiapkannya, akhirnya Gina mengambil salah satu kemeja putih Axel yang sangat kebesaran, hingga bisa menutupi sampai paha Gina.
Gina keluar dari kamar Axel yang ternyata bertepatan dengan Axel yang ingin masuk ke kamarnya.
Mata Axel tidak berkedip saat melihat penampilan Gina yang menurutnya sangat sexi, padahal kalau dibilang terbuka, pakaian Gina lebih terbuka semalam, tapi entah kenapa penampilan Gina pagi ini malah lebih menggoda dari penampilan Gina semalam.
Dahi Gina berkerut saat melihat Axel terus menatap penampilannya tanpa berkedip.
"Pak Tua. Kau baik-baik saja?" tanya Gina seraya melambaikan tangannya di depan wajah Axel, hingga Axel tersadar dari lamunannya.
"Lancang sekali kau memakai pakaianku!" ujar Axel dengan nada dinginnya.
"Bukan aku yang lancang, tapi kau sebagai seorang suami tidak bertanggung jawab, tidak menyediakan kebutuhan istri." Ujar Gina yang membuat Axel langsung bungkam karena ternyata Axel baru ingat kalau dirinya belum menyiapkan pakaian untuknya.
Gina kembali melanjutkan langkahnya untuk keluar dari kamar Axel, namun langsung ditahan oleh Axel, hingga Gina kembali masuk ke kamar Axel.
"Mau kemana kau dengan pakaian seperti ini?" tanya Axel
"Kebetulan aku ada pelanggan baru, dan dia maunya aku melayani lagi ini. Jadi aku mau pergi untuk jual diri." Ujar Gina menjawab pertanyaan Axel asal, membuat Axel tidak percaya saat mendengar ada orang yang ingin menyewa jasa Gina pagi-pagi.
Gina kembali ke ranjang dan mengambil ponselnya, lalu pergi.
Axel yang tidak percaya dengan omongan Gina diam-diam mengikuti Gina, karena Axel ingin memastikan terlebih dahulu sebelum percaya dengan omongan Gina.
Gina yang menyadari kalau Axel mengikutinya langsung menghubungi Rama, dan meminta bantuan Rama, agar mengirim teman pria Rama yang bisa diajak kerjasama untuk mengerjai Axel.
Gina langsung menerbitkan senyum lebarnya saat Rama mulai mengatur rencana pertemuannya.
Dengan cepat Gina melajukan mobilnya untuk menuju ke tempat yang sudah disiapkan oleh Rama.
Gina menghentikan mobil di sebuah rumah yang tidak terlalu mewah, namun cukup bagus.
Gina langsung mengetuk pintu rumah itu, dan Gina langsung memeluk pria yang Gina sendiri tidak kenal, membuat Axel yang melihatnya langsung keluar dari mobilnya dan berlari mendekati Gina.
Dengan cepat Axel langsung menggendong tubuh Gina seperti menggendong beras satu karung.
Sedangkan teman Rama langsung mendengus kesal saat melihat Gina dibawa pergi oleh Axel.
"Dia wanita panggilanku. Dia salah alamat." Ujar Axel seraya membawa langkah lebarnya untuk pergi dari rumah teman Rama, tanpa melepaskan Gina.
Gina berontak sambil tersenyum karena ternyata Axel tidak malu untuk membawa dirinya pergi.
"Kau gila ya. Gara-gara kamu, aku jadi kehilangan uang banyak!" teria Gina tempat di depan wajah Axel, namun Axel hanya diam saja dan terus melakukan mobilnya menuju rumah.
Axel menghentikan mobilnya setelah sampai di rumah, dan menyeret Gina untuk masuk ke dalam rumahnya.
Gina terus meminta agar Axel melepaskannya karena Gina memang merasa sakit di pergelangan tangannya.
Axel membanting tubuh Gina ke ranjangnya, lalu menindih tubuh Gina.
"Akan kubayar dengan harga 5x lipat lebih tinggi dari tarif yang kamu ajukan pada pelanggan kamu yang tadi." Ujar Axel yang langsung menarik kemeja putih Gina hingga semua kancing kemeja itu terlepas.
"Emmmhhh…."