THE LEGEND 15

1302 Words
Xiumin mengernyitkan dahinya. Informasi yang didapat Black Reven langsung terkirim ke otaknya. Ia bisa melihat dengan siapa saja Xiu Zuan pergi. Seorang penyihir barat dan satu lagi seorang suku Zhi Zhu. Mengapa masih ada yang tersisa di antara mereka? Desis Xiumin, geram. Dahinya berkerut tatkala mengetahui, bahwa Xiu Zuan meminta bantuan mereka untuk membunuh anaknya. Dasar bocah bodoh, apa yang ada di dalam otaknya hingga ia bermaksud untuk membunuh darah dagingnya sendiri. Xiumin marah, merepal kedua tanganya dan beranjak menghampiri kelompoknya di samping perapian. "Besok kita menuju Hutan Berkabut!" tukas Xiumin. Matanya menatap tajam ke arah kobaran api. Pikirannya dipenuhi dengan gambaran wajah Xiu Zuan, yang tengah hamil besar. Pagi hari yang hening. Team Xiumin sudah bersiap untuk berangkat menuju hutan berkabut. Tatapan mata tajamnya mengarah ke anak buahnya. Dengan seekor burung hitam yang bertengger di bahunya. Dan pedang kebesaran, yang tergenggam erat di tangan kanannya. "Misi kita saat ini adalah membawa Xiu Zuan dan anakku pergi dengan selamat. Habisi siapa saja yang menghalangi jalan kita!" sarkas Xiumin, menghadap ke para kelompoknya yang sedang berlutut di hadapannya. "Baik Raja." sahut Suho, Xiaotan dan juga Zhen bersamaan. Xiumin membuka segel Black Reven dan seketika burung itu berubah menjadi burung raksasa. Mereka berempat langsung menaiki burung itu, terbang menuju Hutan Berkabut. *** Xiu Zuan menghampiri Minghau, yang tengah meramu obat dengan raut wajah serius. Berlahan wanita itu merogoh kantong bajunya, dan mengambil sebuah kalung lalu ia berikan pada pemuda tersebut. "Ini kalung yang diberikan Tao, dia menyuruhku untuk memberikannya padamu!" ucap Xiu Zuan sembari menyodorkan kalung itu kepada Minghau. Sesaat kemudian raut wajah Minghau berubah sendu. "Baiklah, aku akan membantu kalian untuk membunuh Xiumin." yakinnya. Xiu Zuan tersenyum bangga, akhirnya ia bisa menuntaskan dendamnya segera pada sosok raja kejam itu. "Aku memang tak sekuat Xiumin, namun aku mempunyai sebuah rencana, kita harus membangkitkan Dewa Kegelapan, dia bisa membantu kita." "A-apa? Membangkitkan Dewa? Apa mungkin bisa?" Xiu Zuan terheran dengan ucapan Minghau. "Ya ... dia semacam Dewa, hampir setara dengan kekuatan yang dimiliki Xiumin. Sekarang dia tersegel di benua kegelapan, kita harus melepaskan segel itu." Hingga tiba-tiba Minghau memicingkan kedua matanya, dan melirik ke arah belakang kemudian melempar belati ke arah tersebut. Xiu Zuan tersentak, karena melihat bayangan seekor ular besar,, tengah menggeliat karena terkena belati yang dilempar Minghau. Dan sesaat kemudian bayangan itu menghilang menjadi debu. "Sial! Xiu Zuan menyusupkan cakranya, dia pasti sudah tau keberadaan kita." geram Minghau, bergegas mengajak Xiu Zuan dan Liu Chang untuk segera pergi ke benua hitam. "Cepat! Kita harus segera ke benua hitam! Xiumin sudah mengetahui keberadaan kita." ujar Minghau, sambil mengemasi barang-barangnya. Sedang Liu Chang masih terpaku dengan membolakan kedua bola matanya seolah tak percaya dengan apa yang diucapkan Minghau. Apa? Benua hitam? Bukankah itu tempat Dewa kegelapan yang sangat kejam? Untuk apa Minghau mengajaknya pergi kesana?. Namun Liu Chang segera menggelengkan kepalanya, tak ingin banyak berpikir. Ia hanya tinggal mengikuti ucapan Minghau. *** Xiumin beserta ketiga temannya sampai di dalam Hutan Berkabut. Menuju ke sebuah gubug sederhana dan menelisik sekeliling. Tiba-tiba seekor rusa putih datang menghampirinya. Ya! Rusa itu adalah Armour, sang penjaga hutan. Seakan terpana dengan tatapan mata biru savir rusa itu. Xiumin mampu tak berkedip, hingga rusa itu menaburkan cahaya hijau ke kening pemuda tersebut. Seketika membuat kepala Xiumin terasa pening. Ia geram dan memandang rusa itu tajam, hingga muncul api hitam dari kedua mata pemuda itu, yang tiba-tiba membakar tubuh rusa tersebut, dan akhirnya menghilang. "Pergi dari hutan ini ..." samar-samar terdengar suara Armour di atas awang. Xiumin kembali memejamkan kedua matanya. Ia berusaha merasakan cakranyanya kembali. "Benua Hitam? Dewa?!!!" Xiumin kembali berseringai. "Ternyata mereka bermaksud untuk membangkitkan Dewa kegelapan untuk membunuhku, sangat menarik ...," Mereka kembali menaiki Black Reven. Sebelum tiba-tiba Xiumin merentangkan kedua tanganya, hingga tanpa menunggu lama Hutan Berkabut terbakar, luluh lantah tanpa ada yang tersisa. Zhen memandang iba hutan tersebut. Xiumin benar-benar egois ia tak memikirkan kehidupan makhluk yang hidup di dalamnya. Hanya karena kemarahan yang ia rasakan, semua menjadi korban. Xiumin sama sekali tak takut dengan Dewa kegelapan. Yang ada di dalam otaknya hanyalah menyelmatkan Xiu Zuan dan juga calon bayinya. *** Minghau, Liu Chang dan juga Xiu Zuan sudah sampai di benua kegelapan. Tempat itu tak seseram yang mereka bayangkan. Hanya ada sedikit pepohonan dan selebihnya sebuah gurun pasir yang terbentang luas. Karena memang kekuatan dewa kegelapan itu adalah pasir. Minghau menuangkan sebuah cairan ke atas gurun itu, membentuk sebuah lingkaran mengelilingi tubuh Xiu Zuan. Dan membacakan sebuah mantra. Seketika pasir itu berubah menjadi pusara angin. Kemudian Minghau menggores telapak tangan Xiu Zuan, hingga darah segar wanita tersebut menetes ke atas pasir itu. "Isssshh ... sakit ...," rintih Xiu Zuan. "Maafkan aku, Xiu Zuan." ucap Minghau. Beberapa saat kemudian, muncul sosok makhluk pasir, yang berlahan berubah menjadi sosok pemuda tampan, gagah, keluar dari dalam gurun, tatapan matanya begitu dingin dan menusuk. Xiu Zuan seketika kicep. Kenapa mahkluk ini sama menyeramkan seperti Xiumin? Pikirnya. Namun ia harus memberanikan diri untuk mendekati sosok itu. "Kau melepaskan segelku?!" tanya sosok itu dengan suara besarnya. "Em, aku butuh bantuanmu!" jawab Minghau dengan santainya. "Siapa kau! Berani meminta bantuanku. Bahkan aku bisa membunuh kalian semua dengan mudah ...," "Aku ... Aku yang membangkitkanmu! Aku yang ingin meminta bantuanmu. Jadi, kalau kau ingin membunuh, maka bunuhlah aku!" teriak Xiu Zuan, memberanikan diri. Mahkluk itu menatap tubuh Xiu Zuan penuh minat. "Kau ... mengingatkanku pada sosok yang pernah ku cinta ... tapi sayangnya, seseorang telah memisahkan cintaku dariku, apa yang kau inginkan bocah manis?" makhluk itu berseringai. Seraya mendekatkan wajahnya di hadapan Xiu Zuan. "Bunuh Xiumin, untukku!" "Haruskah? Apa alasanmu?" "Dia kejam ... dia telah menghancurkan hidupku." teriak Xiu Zuan. "Itu bukanlah sebuah alasan, manis ... diriku juga sama kejamnya, dan menjadi kejam itu sangatlah menyenangkan ...," makhluk itu terkekeh mengerikan. "Apa kau bersedia membantuku?" tanya Xiu Zuan lagi. "Baiklah ... aku akan membantumu, tapi dengan satu syarat, berikan jantungmu untukku." bisiknya. GLEG!!! Xiu Zuan meneguk ludahnya kasar. "Ha ... ha ... ha ... jangan takut manis, kau masih bisa memiliki jantungmu, maksudku kau harus menjadi milikku selamanya ... apa kau sanggup?" ucap makhluk itu dengan raut wajah datarnya. "Aku bersedia!" sahut Xiu Zuan. Sontak membuat Minghau dan Liu Chang kaget dengan persetujuan wanita tersebut. Makhluk itu memegang d**a Xiu Zuan, tepatnya dia area jantung wanita tersebut. Dan saat itu juga napas Xiu Zuan terasa sesak. Seperti tercekik semakin lama napasnya semakin berat. Dan tiba-tiba ada kilatan petir yang menyambar. Menghempaskan tubuh Xiu Zuan, terpelanting jauh. Yang kini sudah terkulai lemah tak berdaya. "DASAR BODOH!!!" teriakan itu tak asing di pendengaran Xiu Zuan. Dia amat mengenalinya. Ya! Itu adalah suara Xiumin. Xiumin kembali berubah menjadi monster dan bertarung melawan sosok yang mereka sebut sebagai Dewa kegelapan. Xiu Zuan yang setengah sadarpun samar-samar melihat pertarungan antar keduanya. Benar-benar tak pernah terbayangkan dalam benaknya,  kala dia harus menyaksikan pertarungan dua monster yang tak bisa di jabarkan dengan kata-kata. "Xiaotan!!! Bawa Xiu Zuan pergi!!" teriak Xiumin. Tanpa menunggu lama, Xiaotan segera membawa tubuh Xiu Zuan menjauh. Sedang Suho dan Zhen sedang bertarung melawan Minghau dan Liu Chang. Setelah sekian lama bertarung akhirnya Xiumin berhasil menyegel Dewa kegelapan kembali. Namun naas dirinya juga terluka parah. "Bunuh mereka berdua!!" desis Xiumin,  menyuruh kelompoknya menghabisi Minghau dan Liu Chang. "Tolong ... jangan bunuh mereka, ku mohon ... ampuni mereka. Ini salahku, aku yang akan menerima hukumanmu. Tapi aku mohon, lepaskan mereka, biarkan mereka pergi," lirih Xiu Zuan, sebelum akhirnya tak sadarkan diri. Entah mengapa, Xiumin menjadi lemah saat melihat Xiu Zuan yang seperti ini. Dengan terpaksa ia menuruti kemauanya. Luka dalam yang di alaminya begitu parah hingga ia tak sanggup menopang tubuhnya.  Dan ambruk tak sadarkan diri menyusul sang istri. Xiaotan, Suho dan Zhen segera membawa mereka pergi. Sedang Minghau dan  Liu Chang, sudah menghilang sedari tadi, meski berat meninggalkan Xiu Zuan bersama raja kejam itu. Suatu hari nanti aku berjanji akan membantumu, Xiu-er ... aku berjanji ...," gumam Minghau.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD