THE LEGEND 31

1181 Words
Semenjak kejadian tadi pagi, Xiu Zuan berubah menjadi canggung. Enggan untuk berbicara kepada Xiumin. Bayangan ambigu itu tetap terngiang di dalam otaknya. Ketahuilah wajah dan telinganya sudah terasa panas dan berubah warna menjadi merah. Bohong kalau Xiu Zuan tidak malu. Sedang Xiumin hanya cengengesan setiap melihat perubahan wajah Xiu Zuan. "Xiu-er apa kau bosan?" tanya Xiumin, memecah keheningan. "A-ah. Tidak Xiumin." jawab Xiu Zuan gagap. Astaga, Xiu Zuan yang awalnya cerewet kenapa sekarang jadi pendiam seperti ini? Aisshh! Xiu Zuan merutuki kebodohannya. "Kau malu, eoh?" Xiumin menaik-turunkan alisnya. "Xiumin ... jangan menggodaku." rengek gadis itu sambil memukul bahu sang pemuda. "Kau tau? Di masa lalu, kau adalah istriku." ucap Xiumin, tanpa melihat ke arah Xiu Zuan, menatap ke segala arah dengan tatapan mata kosong, menyiratkan kerinduan dan kesedihan yang begitu mendalam. Xiu Zuan miringkan kepalanya menghadap ke wajah Xiumin. Sedikit bingung dengan ucapan pemuda itu. "Mmppp ... bhawaaahahaha ...," Xiu Zuan sudah berusaha menahan tawa hingga ia tak tahan lagi dan meledakan tawanya. Xiumin tak bergeming ia tau, Xiu Zuan tak mungkin percaya dengan ucapannya. "Aku tau kau tak akan percaya, tapi aku tak pernah bercanda dengan ucapanku." Xiumin berucap dingin. Membuat Xiu Zuan kicep seketika. Entahlah, Xiumin benar-benar terlihat serius sekarang. "Xiumin, kau bersungguh-sungguh? Em, coba buktikan padaku!" tantang Xiu Zuan. "Aku sudah mengenalmu luar dalam, kau gadis yang baik, ada yang berubah dari dirimu, sifatmu yang seperti gadis genit itu, yang tidak ku ketahui." "Haiii, beraninya kau mengataiku gadis genit, dasar alien." Xiu Zuan murka dan memukul Xiumin sembarangan. "Oiya, kau bilang mengenalku luar dalam? Tanda apa yang menjadi khas di diriku kalau kau benar-benar mengenaliku?" tanya Xiu Zuan mencoba kembali ke topik awal. Xiumin menatap wajah Xiu Zuan dalam. "Kau mempunyai tanda lahir berbentuk bunga lili di lenganmu. Dan kau mempunyai tanda di belakang tengkuk lehermu, dan kau tau? Itu adalah segel yang kubuat untuk menyalurkan cakraku untukmu," jelas Xiumin panjang lebar, yang mana malah semakin membuat Xiu Zuan kebingungan. Tapi, bagaimana Xiumin tau tentang tanda yang ada di lengannya? Bahkan Xiu Zuan selalu memakai dress lengan panjang setiap bertemu Xiumin, dan tentang tanda yang ada di belakang tengkuknya. Bagaimana dia tau? Atau jangan-jangan dia mengintip Xiu Zuan kala dia sedang mandi? Ah, tidak mungkin. Xiu Zuan segera menepis pikiran absurd itu dari otaknya. "Bisa saja kau mencari informasi tentangku!" ketus Xiu Zuan masih tak percaya. "Hah, kau masih tak percaya padaku. Asal kau tau, aku juga seorang penyihir hebat." Xiu Zuan semakin cengo. Sempat berpikir kalau Xiumin itu gila dan terobsesi dengan sosok herry potter. "Coba buktikan padaku. Kalau kau seorang penyihir." jujur, Xiu Zuan sudah ingin tertawa rasanya. "Lihat ini!" Xiumin mengangkat tangannya. Dan Tiba-tiba seluruh pigura yang tepajang apik di tembok terhempas begitu saja. Bagai diterjang angin, tak hanya itu. Xiumin kemudian mengarahkan tangannya ke arah buku-buku yang berserakan tak jauh dari tempat Xiu Zuan duduk. Dan!. WUSHHH!!! Buku-buku itu lenyap terbakar. Xiu Zuan membelalakkan kedua bola matanya. Seakan tak percaya dengan apa yang baru saja ia saksikan dengan keadaan sadar itu. Bolehkah ia sekarang mulai percaya pada Xiumin?. Gumamnya. "Xi-Xiumin ... aku tidak sedang bermimpi kan? Bagaimana kau melakukanya?" tanya Xiu Zuan sambil merinsutkan kedua kakinya ke atas sofa. Perasaanya tiba-tiba menjadi kalut antara takut dan juga penasaran. "Kenapa? Kau masih tak percaya padaku, hm? Percayalah aku datang kedunia ini hanya untukmu." Xiumin tersenyum evil. "Maksudmu, Xiumin? Jelaskan padaku!" Xiu Zuan sedikit tertarik dengan semua ucapan pemuda di hadapannya. "Aku datang dari masa lalu, menembus lorong waktu menuju ke masa depan, untuk mencari istriku. Dan kau tau, kaulah orangnya." "A-aku? Aku hanya orang biasa Xiumin. Aku bahkan tak memiliki kekuatan sepertimu." Xiu Zuan masih tak mau percaya dengan ucapan Xiumin. Xiumin menghela napasnya. Dan mulai menceritakan semua kejadian di masa lalu. Minus dengan penyiksaan yang ia berikan pada gadis tersebut. Xiu Zuan diam terpaku, jadi ... semua orang terdekatnya adalah bagian dari masa lalunya?  Bolehkah jika ia percaya dengan semua cerita Xiumin, sekarang?  Namun semua begitu masuk akal dan juga begitu rumit. Untuk sekedar dicerna dengan logika. "Benarkah semua yang kau ceritakan ini, Xiumin?  Kau tak sedang mengada-ada, kan?" tanya Xiu Zuan ingin kepastian. "Aku tau, kau masih belum mempercayainya. Baiklah, ayo kita pergi ke kafe milik Liu Chang,  aku juga akan menghubungi semuanya, agar mereka juga ikut menjelaskan." ujar Xiumin penuh dengan keyakinan. Dan merekapun beranjak pergi menuju ke kafe milik Liu Chang. Yah! Semua teman di masa lalu mereka, Xiu Zuan mengenalnya di masa depan. Di sinilah mereka sekarang berada,  di sebuah kafe mewah.  Dengan interior bergaya eropa. Berdiri sesosok pemuda tampan cenderung imut dengan kulit berwarna putih pucat. Ya!  Dia adalah Liu Chang. Teman sekaligus kakak bagi Xiu Zuan. Xiu Zuan juga sering kesini.  Jika gadis itu sedang ada masalah, atau sedang merasa suntuk. "Liu Chang ...," Xiu Zuan langsung menubruk tubuh Liu Chang tidak elitnya. Membuat pemuda itu hampir terjengkang. Liu Chang tersenyum, dan mencium rambut Xiu Zuan, lembut. Terlampau biasa dengan sifat manja gadis kecilnya ini. "Hei ... kenapa kau kesini, hm? Kau tak bekerja?" bukannya menjawab, Xiu Zuan justru nyengir tak jelas.  Liu Chang beralih mengedarkan pandangannya pada sosok yang berdiri di belakang Xiu Zuan. "Kau pergi ke sini dengannya?" tunjuk Liu Chang, pada sosok itu. "Iya," jawab Xiu Zuan singkat. "Oh. Jadi kau sudah bertemu dengannya." ucap Liu Chang santai.  Membuat Xiu Zuan mengernyitkan dahinya. Merasa bahwa Liu Chang sudah sangat mengenal sosok itu. "Kau sudah pernah mengenal Xiumin?" tanya Xiu Zuan dengan memicingkan sudut matanya. "Em. Begitulah! Bukannya dia sudah menceritakan semuanya padamu?" "Ja-jadi semua itu benar.?!" Xiu Zuan hampir berteriak karena terlalu syok. "Kita tunggu yang lainnya datang. Setelah itu kita jelaskan semuanya." Xiu Zuan mengerucutkan bibirnya, sudah tak sabar rasanya ingin mengetahui kebenaran dari cerita absurd ini. Tak berapa lama datanglah sosok pemuda tampan tak terlalu tinggi,  memakai kaca mata hitam, terlihat sok tampan walau kenyataanya memanglah tampan.  Berjalan sedikit tergesa-gesa menuju ke arah Liu Chang. Ya! Pemuda itu adalah Minghau. Yang notabennya sebagai soulmate Liu Chang, juga sebagai sekretaris Xiumin.  "Maaf aku terlambat." tanpa berdosa Minghau langsung merangkul pundak Liu Chang. "Sialan dasar bantet! Aku yang menyuruhmu ke sini. Kenapa kau terlambat, hah?!" cemooh Xiumin. "Ck, mengganggu saja,  selalu seenaknya sendiri." cibir Minghau. Kemudian datanglah sosok pemuda lain, yang terbilang cukup lumayan tampan, namun memiliki tingkat kelebihan kebahagiaan. Biasa teman-temanya menyebut sebagai happy virus. Sosok itu adalah Zhaoyang. Sekretaris Suho. "Aku datang ...!!!" teriaknya dengan senyuman lebar menghiasi bibirnya. Semua hanya merolling bola matanya malas, terkecuali Xiu Zuan yang justru menghampirinya. Ah! Jangan bilang kalau Xiu Zuan menyukai pemuda itu. Xiumin menatap Xiu Zuan dengan penuh tanda tanya.  Sebenarnya apa yang ada di dalam pikiran bocah gembul itu?. Gumam Xiumin bertanya-tanya. "Hei .. kenalkan, aku Yang Xiu Zuan, gadis paling imut, cantik, sexy. Seantero jagat. Siapa namamu, Tuan?" Xiu Zuan memperkenalkan diri dengan menunjukan raut wajah yang di imut-imutkan. "Aku Zhaoyang, kau benar-benar manis." "Benarkah? Kalau begitu jadilah pacarku!" "HAH!!! Sahut Liu Chang, Minghau dan Xiumin bersamaan. Astaga .. bagaimana bisa Xiu Zuan bersikap seperti gadis cacingan, kurang belaian. Xiumin hanya menepuk jidatnya. Terlalu pusing dengan sifat Xiu Zuan.  Sedang Zhaoyang, yang menjadi pusat perhatian,  hanya mengerjapkan kedua bola matanya. Otaknya berhenti bekerja.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD