Esoknya, juga lusanya, cium manis di pipi terus Sarti dapatkan dari sang juragan. Hanya sekarang tidak hanya di satu pipi tapi di kedua pipi. Dan Sarti merasa senang serta tak merasa bersalah.
Hari Kamis dan Jumat Xaverius kembali tak terlihat di rumah. Tiga hari ini memang terlihat sangat sibuk sehingga hanya bisa mencium sekilas.
≈≈≈≈≈
“Aaaah, hari ini aku tak akan dapat ciuman di pipi,” pagi saat bangun tidur Sarti sadar hari ini hari Sabtu. Maminya David tidak kerja sehingga dia tak perlu ke kamar majikan kecilnya.
‘Aku tak sabar menunggu hari Senin,’ batin Sarti seperti gadis ABG yang sedang jatuh cinta pada umumnya.
≈≈≈≈≈
Hari yang ditunggu tiba. Sarti sejak jam lima sudah di ruang David. “Saya semalam lupa mau kasih tahu kamu. Malam ini kamu tidur di sini ya Ti. Saya ada pesta dan mungkin akan pulang tengah malam. David biar tidur dengan kamu saja,” mami David memberi Sarti tugas tambahan.
“Baik Nyonyah,” jawab Sarti.
≈≈≈≈≈
Jam enam Xavier yang belum mandi sudah masuk ke kamar David.
“Aku kangen kamu Sayang, dua minggu lalu aku super sibuk,” Xavier sang juragan memeluk Sarti dari belakang karena saat itu Sarti sedang menyiapkan baju ganti untuk David gunakan sehabis momongannya mandi nanti.
Dia kecup leher Sarti dari belakang. Dan sang juragan melihat kulit Sarti merinding. Xavier membalik tubuh Sarti. Mereka berdiri berhadapan, dan Sarti menunduk malu.
“Lihat aku Sayangku,” rayu sang juragan. Dan Sarti pun tak sadar mengangkat wajahnya.
“Kamu cantik. Sangat cantik,” dengan lembut sang juragan menciumi pipi Sarti.
Dia usap bibir Sarti dengan jempolnya lalu jempolnya dia isap. Perlahan sang juragan mendekati wajah Sarti. Dia jilati bibir Sarti pelan. Dia mainkan lidahnya di bibir Sarti yang belum pernah disentuh siapa pun.
Lalu akhirnya dia lumat lembut. Sangat lembut sehingga membuat Sarti sangat menyukainya.
“Sayaaaaaang, bibirmu sangat nikmat,” desah sang juragan. Dia ambil satu tangan Sarti dan dia letakkan di atas eagle jagoan kecilnya yang sudah terbangun.
“Remas dia Sayang. Dia ingin berkenalan denganmu, kamu pemiliknya,” Xavier menuntun tangan Sarti memasuki celana tidurnya. Sarti tentu terperanjat memegang pisang hangat itu.
“Remas seperti ini Sayang,” bisik Xavier sambil terus memainkan lidahnya di mulut Sarti.
Dan Xavier berdesah sendiri karena tangan Sarti yang dia tuntun terus saja membuatnya merasakan kenikmatan tersendiri. Dengan telaten Xavier menuntun tangan Sarti dan mengajarkan bagaimana seharusnya Sarti mengocok pisang hangat besar miliknya. Eagle bersiap mengembangkan sayapnya.
Sarti masih terkesima dengan pengalaman baru yang tiba-tiba. Biasanya hanya mendapat cium di pipi. Sekarang dia diajarkan bagaimana membalas serangan sang juragan di bibirnya, sekaligus tangannya harus melakukan prakarya tambahan. Tentu dia harus belajar cepat.
“Kamu memang juara Sayangku,” pekik sang juragan ketika eagle berhasil memuntahkan lahar panas.
Dua minggu dia sibuk kerja, dan hari ini dia bisa refreshing dengan sangat nyaman. Tadi pagi dia sudah bilang pada sekretarisnya akan datang siang setelah sibuk mengurusi order di Batam selama dua minggu ini.
≈≈≈≈≈
Sang juragan keluar kamar dan meninggalkan Sarti yang masih syok ketika mendapat pengalaman pertama dicium dan diperlakukan seperti itu.
Walau dari desa dan tak punya ponsel bukan berarti Sarti tak tahu mengenai cium bahkan making love. Hanya sekedar tahu tapi belum pernah merasakan. Bahkan melihat film saja kan kalau film umum hanya sekilas cium. Tak sampai detail seperti yang barusan dia rasakan secara real. Sarti merasakan hal aneh, celana dalamnya basah.
Hari ini dia merasakan detail, apalagi berkali-kali dan tak lepas sang juragan melu-mat bibirnya juga menghisap lidahnya.
Ditambah bonus menggenggam pisang, tentu membuat Sarti terpesona sendiri. Dia agak kurang fokus terhadap David. Untungnya David tidak protes. Hari ini anak itu sangat manis.
≈≈≈≈≈
‘Kamu lagi apa Sayangku?’ pesan masuk di ponsel Sarti. Dia kaget karena tak pernah menyimpan nomor siapa pun di sana, kemarin baru Bagus sang adik yang menghubungi dan menyampaikan berita ibunya telah menerima uang sebesar satu juta yang dia kirimkan.
Bagus juga lapor sudah membuka tabungan dan memberitahu nomor rekening sang ibu.
Sarti melihat siapa foto PP orang yang mengirim pesan padanya. Dia lihat itu adalah nomor juragannya. Sangat tampan, duduk di atas kap mobil sport mewahnya.
Sarti bingung mau menjawab apa pada pesan yang baru masuk itu. Baru saja akan menulis jawaban, nomor itu sudah meneleponnya.
≈≈≈≈≈
Xavier sangat senang. Selangkah demi selangkah Sarti mulai bisa dia dekati bahkan dia ‘dapatkan.’
“Dia sangat lugu dan aku sangat menyukainya. Bibirnya masih pera-wan. Kalau bibirnya saja pera-wan, aku yakin bagian lain juga pera-wan. Aku tak sabar ingin mendaki puncak Mahameru pera-wannya. Pasti sangat keras!”
“Memikirkan Sarti selalu membuat eagle bangun. Aku baru tadi bisa mencium bibirnya. Tentu bukan hanya mencium bibir karena memikirkan dia saja eagle sudah bangun, terlebih saat aku melu-mat bibirnya mana bisa jagoan tidak menggeliat. Tadi aku beri tutorial Sarti untuk meraba eagle. Aku pandu dia untuk menggerakan jemarinya naik turun sehingga dengan ganasnya peluru jagoanku langsung keluar!”
“Aku sangat senang aku tak pernah pernah bisa tidur dengan pe-lacur. Tidak pernah bisa. Teman-teman kuliahku dulu sering mengajakku tidur pun eagle tetap nggak mau bangun. Aku bisa make out sampai temanku puas tapi akunya tidak! Bohong kalau aku tidak melakukannya. Tapi tetap eagle tidak mau bangun, sehingga hanya lidahku yang masuk ke lubang semut milik teman tidurku.”
“Tapi eagle tidak pernah masuk ke mana pun selain dengan Pricilla, itu pun eagle harus dibuat mabuk dulu. Aku tak sabar ingin masuk ke lubang semut Sarti dan aku ingin menghujam jagoanku ke lubang semutnya Sarti perempuan idolaku.”
“Aku harus bisa segera mendapatkannya. Tapi di mana?”
≈≈≈≈≈
Sampai di kantor Xavier masih memikirkan apa yang telah dia lakukan dengan Sarti pagi tadi.
“Dia kecintaanku, hanya dia yang bisa membangunkan jagoanku dengan hanya melihat tubuhnya.”
Xavier segera mengirim pesan pada Sarti. Perempuan pertama yang dia kirimi pesan, karena takut Sarti sedang di luar kamar David bersama semua pegawai.
‘Kamu lagi apa Sayank?’ tak berapa lama Xavier melihat pesan itu dibaca Sarti. Dia ingin cepat-cepat ke rumah dan menghujam gadis itu. Dia harus cari jalan agar bisa membawa Sarti keluar rumah agar bisa bebas menghujamnya. Kalau dia lakukan di rumah tentu riskan. Pegawai lain tentu akan curiga kalau dia sering masuk kamar berdua Sarti.
Xavier harus cari jalan lain.
“Kenapa lama banget nggak dijawab? Kamu sudah baca dari tadi kan?” Tak sabar menerima jawaban dari Sarti Xavier pun langsung menghubungi gadis kecil incarannya itu.