Bab XV

1033 Words

Tanganku spontan saja melayang dengan sendirinya untuk menampar pipi pria di hadapanku ini. Bercinta katanya? b******k!               Tuan Max tampak tak kaget, wajahnya tetap datar, membuat keberanianku yang tadinya melambung di udara mulai turun perlahan.               "Kau bisa menolak jika tak ingin, aku memang cacat, tapi bukan tak punya otak hingga akan memperkosamu."               Aku terdiam sesaat, baru kali ini Tuan Max membawa-bawa kekurangannya.               "Bagiku permintaan Tuan barusan adalah sebuah pelecehan karena sama saja anda menganggap saya adalah p*****r!"               "Aku tidak akan melakukannya dengan perempuan murahan! Lagipula, Jika dengan p*****r, aku tak akan sudi meminta," desisnya tajam.               "Lalu apakah wanita yang menyerahkan mahkotanya t

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD