Tumbang

2293 Words

"Kopi... aku butuh kopi," kepalaku rasanya seperti hendak pecah. Semalaman aku bersepeda, tiba di apartment pukul satu malam. Setelahnya aku bahkan kesulitan tidur dan berakhir melamunkan sesuatu yang aku sendiri tidak tahu apa yang aku lamunkan. Padahal aku ada kelas pagi ini. Kelasku bahkan dimulai lebih dulu, jadi hanya dengan berbekal segelas kopi hitam sachet aku membersihkan diriku sendiri setidaknya cukup nyaman di pandang dan layak dibaui. Meskipun untuk apa ada orang yang membaui. Tapi kesampingkan soal itu aku mulai bersiap untuk pergi. Menyambar tas butut dan bersiap berkendara dengan sepeda tua yang baru kali ini aku gunakan secara penuh. Tak lupa aku juga membawa proyek seni yang baru jalan setengahnya, dengan sangat hati-hati aku memasukkannya ke dalam portofolio. Sembari men

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD