Chapter 3

1039 Words
Stela dan kedua orang tuanya tengah menikmati makan malam mereka. Di sela menikmati makanan, Stela bertanya pada mamanya "Mama tadi dari mana?" tanya Stela. "Mama dari belanja di supermarket, sayang." jawab mamanya. "Oh .... " ujar Stela. Selesai makan, Seperti biasanya Stela membantu mamanya untuk membereskan alat makan, dan meja. "Ini ma," ujar Stela meletakkan alat makan dan piring kotor ke dalam wastafel. "Iya sayang. sekarang kamu masuk kamar dan belajarlah," ujar mamanya. "iya ma," jawab Stela. Gadis itu berjalan masuk ke dalam kamarnya, lalu dia membuka buku mata kuliahnya. Stela membaca buku untuk mata kuliahnya besok. Malam semakin larut, Mamanya masuk ke dalam kamar Stela "Sayang, sekarang sudah malam. Lebih baik kamu tidur ya, besok kamu ada kuliah pagi kan," ujar mamanya. "Iya ma," Jawab Stela. Mamanya pun keluar dari kamar Stela, sedangkan gadis itu langsung menutup bukunya, lalu dia beranjak naik ke atas kasurnya. dia sudah bersiap untuk tidur. "Andaikan kita meninggal, dan terlahir kembali, apa kamu akan bersamaku lagi?" tanya Adele. "Tentu saja," jawab orang yang ada di sampingnya. "Benarkah?" tanya Adele meyakinkan. "Um .... " jawabnya. "Mari kita buat janji kelingking, jika kita meninggal dan terlahir kembali, kita akan bertemu dan bersama kembali," ujar Adele sembari mengulurkan tangannya dan bagian kelingkingnya. Orang itu juga mengulurkan tangannya, di bagian kelingkingnya di lingkarkan pada kelingking Adele. terlihat senyuman di wajah gadis manis itu. "Kak Arzan sudah janji," ujar Adele bahagia. bip bip bip bip Stela membuka matanya, sejenak dia menelaah tentang mimpinya. Dia hanya diam menatap langit-langit atap kamarnya. "Stela, ayo bangun sayang." ujar mamanya mengetuk pintu kamar gadis itu. "Iya ma, Stela sudah bangun," sahut Stela. Dia akhirnya mematikan alarmnya, lalu beranjak masuk ke dalam kamar mandi. Sejenak dia melihat ke cermin kamar mandi. "Kar Arzan? siapa dia?" Gumam Stela bingung. Akhirnya Stela mengabaikan mimpinya, dia akhirnya mandi dan bersiap untuk ke kampus. "Ma, Stela berangkat dulu ya," pamitnya. "Loh. kamu tidak sarapan?" tanya mamanya. "nanti saja ma, Stela akan sarapan di kantin saja," ujar Stela. "Kalau begitu hati-hati ya," ujar mamanya. "iya ma," ujar Stela. Gadis itu akhirnya berangkat ke kampus tanpa sarapan, dia langsung berjalan ke stasiun. Stela memang gadis yang lahir di keluarga yang berkecukupan, Ayahnya memiliki mobil, dan keuangan mereka juga mencukupi, tapi gadis itu lebih memilih naik kereta karna dia tidak suka naik mobil. Dari kecil Stela selalu menolak jika di ajak orang tuanya naik mobil. Stela hanya berdiri diam menunggu keretanya datang. dan ketika keretanya tiba, Stela naik ke dalam kereta, dia mencari tempat duduk, namun ketika dia berjalan mencari tempat duduk yang kosong tanpa sengaja dia melihat Axel yang tengah membaca buku, Stela pun akhirnya berdiri mematung untuk beberapa saat. "kenapa dia ada di sini? bukankah sebelumnya aku tidak pernah melihatnya naik kereta? apa aku yang tidak tahu kalau dia naik kereta juga?" batin Stela. Dia akhirnya berbalik badan dan berjalan pergi. Di sisi lain Axel melihat Stela yang berjalan pergi. Pria itu hanya menatap Stela yang berjalan semakin jauh, wajahnya terlihat sedih. Ketika kereta berhenti di stasiun yang dituju oleh Stela dan Axel, mereka berdua pun turun dari kereta. Namun, Stela berjalan lebih dulu, dan lebih cepat untuk menghindari melihat Axel. Dia tergesa-gesa berjalan keluar dari stasiun, dan berjalan cepat ke kampus, "Hah ... hah ... hah .... " Stela mengatur nafasnya sembari duduk di depan Fakultasnya. "Stel, kamu kenapa?" tanya seseorang sembari menepuk pundak Stela. Gadis itu pun terkejut karna tepukan pundak yang di lakukan oleh orang yang berdiri di belakangnya. Dia langsung menoleh ke belakang dan melihat, dan ternyata itu temannya yaitu Amara. "Astaga am, kamu mengagetkan saja," ujar Stela. "Kamu kenapa? kenapa nafasmu terengah-engah begini?" tanya Amara. "Tidak apa-apa. aku hanya takut jika telat masuk kelas, makanya tadi sedikit berjalan cepat untuk sampai di sini," jawab Stela. "Oh .... " ujar Amara. Mereka berdua akhirnya masuk ke dalam kelas, dan mengikuti mata kuliahnya. Hari mulai sore, kelas Amara dan Stela telah selesai. Mereka berdua berjalan keluar dari kelas. "Stel, apa kamu mau menemaniku ke tempat kegiatan mahasiswaku lagi?" tanya Amara. Dengan cepat Stela menggelengkan kepalanya, di tidak ingin bertemu dengan Axel. "Aku ingin pulang saja," ujar Stela. Wajah Amara langsung berubah sedih, padahal dia ingin mengajak Stela untuk ke tempat kegiatannya dengan maksud supaya Stela bisa dekat dengan salah satu pria di sana. "Sudah ya, am. aku pulang dulu," pamit Stela. Namun, Amara menahan tangan Stela, dan memohon untuk temannya itu mau ikut bersamanya. "Ayolah Stela. Sekali ini saja," pinta Amara. "Tidak. Aku masih harus mengerjakan tugas kuliah yang belum selesai," ujar Stela. "Kalau begitu aku akan menemanimu ke perpustakaan besok, tapi sekarang kamu temani aku dulu ke tempat kegiatanku," ujar Amara "Tidak perlu, am. aku bisa ke perpustakaan sendiri," tolak Stela sembari melepas tangan Amara. "Ayolah Stel. Tolong," pinta Amara. Stela pun menghela nafasnya, dia akhirnya mengiyakan permintaan Amara. Mereka berdua berjalan ke tempat kegiatan yang Amara ikuti. Ketika sampai Stela tidak ingin masuk, dia ingin menunggu Amara di luar saja, tapi temannya itu menariknya untuk masuk ke dalam supaya dia bisa melihat kegiatan mahasiswa itu. Dengan terpaksa Stela masuk ke dalam, namun dia merasa lega karna ternyata Axel tidak ada di ruangan itu. "Syukurlah dia tidak ada," gumam Stela. "Dia siapa Stel?" tanya Amara yang mendengar perkataan Stela. "Ah! bukan siapa-siapa," jawab Stela "Memangnya siapa yang kamu maksud?" tanya Amara "Bukan siapa-siapa, am. sudahlah, jika kamu berada disini dan tidak melakukan kegiatanmu maka aku akan pulang," ujar Stela. "Eh tunggu!" ujar Amara menahan tangan Stela. "Ada apa lagi Am?" tanya Stela. "Jangan pergi, tetaplah disini," Pinta Amara. "Aku hanya ingin keluar untuk menghirup udara saja, Am." ujar Stela. "Oh .... " gumam Amara melepas tangan Stela. Stela pun berjalan keluar, dan dia duduk di depan ruangan. Namun, tidak lama Stela duduk tiba-tiba di depannya ada seseorang yang berdiri, ketika Stela mengangkat kepalanya, dia melihat Axel. Stela pun langsung terkejut, dia sampai tidak berkata apapun. Sedangkan Axel hanya berdiri diam menatap Stela. "Axel." panggil seseorang. Kedua orang itu langsung tersadar, dan Stela pun langsung beranjak pergi. Dia langsung meninggalkan gedung kegiatan musik. Sedangkan seseorang menghampiri Axel yang berdiri mematung. "Hei! Apa yang kamu lihat? Kenapa tidak masuk ke dalam?" tanya orang itu. Dengan wajah yang kesal, Axel melihat ke orang yang ada disebelahnya. "Sial. Karna Dean datang, aku tidak bisa bicara dengannya." umpatnya di dalam hati.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD