Aku takut bila
kau Pergi
☕☕☕☕☕
"Irina aku ingin kita akhiri hubungan lesbi diantara kita"
Seketika tubuh Irina menegang mendengar perkataan akira kekasih nya.
Air mata laknat mengalir deras di kedua pipi tirus Irina, d**a nya sesak saat ucapan laknat yang juga pernah ia dengar dari partner lesbi nya sebelumnya.
"Kau pasti bercanda kan?", Tanya Irina menegang erat kedua bahu Akira dengan air mata bercucuran berusaha meyakinkan diri nya sendiri bila Akira hanya bercanda.
"Aku tidak bercanda Irina aku sangat serius bahkan keputusan ku ini adalah keputusan yang paling matang yang pernah ku ambil selama dua puluh lima tahun hidup ku", ucap Akira berjalan menghampiri adio dan mencium pria tampan itu di depan Irina membuat air mata mengalir deras di kedua pipi tirus nya.
Alex memeluk tubuh Irina erat seakan berusaha memberi kekuatan pada wanita cantik itu agar tetap tegar.
Irina menangis pilu membuat Akira, adio, dan Alex yang mendengar tangis pilu Irina ikut merasa sedih namun Irina tak boleh terus menyukai sesama jenis.
"PLAKKK"
Tamparan keras mendarat di pipi Alex membuat Akira dan adio menatap tak percaya pada Irina yang berani menampar Alex padahal Alex berusaha menenangkan nya sedangkan Irina menatap tajam pria tampan bak dewa Yunani yang menyandang status suami nya.
"SEMUA INI KARENA MU COBA SAJA AKU TAK BERTEMU MU PASTI AKIRA TAK AKAN MEMUTUSI HUBUNGAN NYA DENGAN KU DEMI b******n ITU", teriak Irina menatap tajam Alex dan menunjuk adio.
Akira dan adio hanya bisa menatap tak percaya Irina yang menyalahi Alex sedangkan Alex hanya menatap datar Irina coba saja yang kalau yang menampar dan berani berteriak pada Alex bukan Irina pasti sekarang orang itu akan mati, tapi Alex tak bisa melukai Irina meskipun hati nya sesak dan perih mendengar perkataan wanita yang menyandang status istri nya.
"AKU MEMYESAL BERTEMU DENGAN MU b******n"
"AKU MENYESAL MENERIMA PERNIKAHAN LAKNAT INI"
"AKU BENCI KAU DAN b******n ITU SERTA ANAK INI"
"AKU BERDOA PADA TUHAN AGAR AKU MATI SAJA DAN ANAK INI IKUT MATI DENGAN KUA AGAR KAU TAHU SEBERAPA SAKIT NYA KEHILANGAN ORANG YANG KAU SAYANGI", teriak Irina melepas cincin berlian di jari manis nya dengan kasar lalu melempar nya jauh-jauh tak peduli seberapa hancur nya perasaan Alex melihat kelakuan Irina yang terus menyalahkan Alex.
"PLAKKK"
Tamparan keras mendarat di pipi tirus Irina membuat pipi nya memerah dan tepi bibir nya berdarah namun Alex menatap datar Irina.
Adio memberi Akira tanda untuk meninggalkan sepasang suami istri itu lalu kedua nya pergi meninggalkan Alex dan Irina.
"Kau bebas menghujat ku, menyakiti ku, memukul ku, menghina ku tapi aku tak akan biarkan kau menghina anak ku yang bahkan adalah darah daging mu sendiri irina alviadita", ucap Alex datar menatap tajam wanita yang sekarang merintih kesakitan karena leher jenjang putih milik Irina ia cekik sekuat tenaga nya.
"Akhir nya kau menunjukkan sifat asli mu devil, psikopat, dan haus akan darah, bunuh aku karena bahkan aku sudah tak peduli aku hidup atau mati"
Ucapan Irina menyadarkan Alex bahwa ia telah melukai istri nya namun mengingat hinaan irina membuat Alex geram dan meninggalkan Irina sendirian.
"PERGILAH DAN JANGAN PERNAH KEMBALI KARENA AKU BERDOA PADA TUHAN AGAR KAU MATI DAN TAK AKAN KEMBALI LAGI KEDALAM HIDUP KU INGAT ITU", teriak Irina melempar barang-barang disekitar nya.
"Dia kira dia siapa berani meninggalkan ku", ucap Irina frustasi.
"Akira pergi, alex pergi semua nya pergi, ibu irina kangen sama ibu hiks hiks", tangis Irina mengingat mendiang ibu nya yang sudah lama meninggal.
Irina berjalan turun ke bawah, pikiran nya kacau ia tak menyangka bahwa ia akan kehilangan kekasih nya untuk kedua kali nya.
Lesbian yang dianut Irina sudah mendarah daging dari kecil.
Irina mengetahui fakta bahwa ia mencintai sesama jenis saat ia SMA, saat SMA Irina termasuk kumpulan cewek populer karena kecantikan, keramahan, dan kecerdasan nya pria-pria menyukai nya namun tak satu pun yang bisa menarik hati nya namun hati nya malah jatuh cinta pada sahabat wanita nya yang saat itu sudah mempunyai pacar.
Irina berjalan menuruni tangga dengan tatapan kosong dan air mata yang terus mengalir.
Karena tak fokus Irina terpeleset saat ingin menuruni tangga berikut nya membuat nya berguling-guling di tangga mansion Alex.
Irina hanya bisa memikirkan saat pertama kali nya ia bertemu dengan Alex di club sampai hari hari mereka berdua yang terbilang singkat sampai penghianatan kekasih nya sendiri.
"PLETAKK"
Kepala Irina jatuh membentur dingin nya lantai membuat darah mengalir di dahi dan paha nya.
"Bayi ku, tolong", ucap Irina pelan karena tak memiliki tenaga lagi.
Lalu semua nya gelap dan ia sempat melihat para pelayan berlari ke arah nya sambil berteriak lalu ia tak melihat apapun lagi.
?????
"Nyonya Irina mengalami keguguran karena benturan pada perut nya yang menyebabkan diri nya mengalami pendarahan dan keguguran, saya harap tuan Alex dapat mendampingi nyonya Irina di masa Sulit nya seperti ini permisi", ucap heira, dokter kandungan Irina.
Seakan dihantam beribu pedang itulah yang ia rasakan tak pernah terpikir sedikit pun oleh nya akibat dari pertengkaran mereka adalah kematian bayi nya.
Alex mengusap lembut puncak rambut irina coba saja ia lebih bersabar dan selalu bersama irina pasti sekarang bayi nya masih berada di perut irina dan terus berkembang.
"Maafkan aku Irina maafkan aku karena aku kau harus kehilangan bayi mu", ucap Alex memeluk Irina.
"Apa benar bayi ku sudah tiada?"
Seketika tubuh Alex menegang saat mendengar suara wanita yang telah merubah nya.