CHAPTER: 6

935 Words
Duniaku hanya berputar Pada dirimu saja Jadi, jangan pernah pergi Meninggalkanku °Lesbi and Gay° Jangan lupa vote dan komen! ........... Irina menatap kosong pemandangan taman mansion alex dari atas balkon sambil menggendong boneka bayi miliknya dengan lembut. "Aaargggghhh," teriak Irina menarik rambutnya sendiri hingga rontok beberapa helai rambutnya namun ia todak peduli karena sekarang ia butuh pelampiasan atas rasa frustasinya. Irina melempar boneka bayi itu ke lantai dengan tidak manusiawi bahkan ia menginjak boneka itu sampai rusak lalu membuangnya ke tong sampah. "Alex maafkan aku hiks," tangis Irina sambil memeluk guling yang biasa digunakan alex saat tidur bahkan guling ini meninggalkan aroma maskulin tubuh alex, suaminya. "Aku jahat sudah membohongimu alex, maafkan aku, aku melakukan ini karena aku mencintaimu dan takut kau pergi dari hidupku karena perbuatanku yang egois sehingga bayi kita meninggal hiks" Irina menangis dengan air mata mengalir deras di kedua pipinya, hatinya sakit saat setiap detik ia membohongi suaminya sendiri namun ia tak berani mengaku pada alex bahwa ia sebenarnya tidak gila semuanya hanya sandiwara, kejadian di rumah sakit itu pun hanya sandiwara Irina untuk menarik perhatian alex karena Irina cemburu saat Alex dekat dengan wanita lain selain dirinya. "Aku harus jujur pada Alex apapun yang terjadi aku harus jujur, alex mencintaiku pasti ia akan terus bersamaku dan memaafkanku," ucap Irina yakin lalu berdiri berjalan keluar dari kamarnya. "Alex Alex," panggil irina lembut sambil berjalan menyusuri mansion membuat para pelayan kaget saat melihat kondisi irina yang kembali normal tidak seperti orang gila lagi, para pelayan ingin bertanya namun tak berani karena mereka tahu batasan antara bos dan pelayan. "Alex dimana sih," ucap Irina kesal sendiri saat tak menemukan Alex dimana pun dan Irina pun takut keberaniannya akan menguap ke udara karena kelamaan mencari Alex. "Ruang kerja alex?" Irina langsung berjalan ke arah ruang kerja suaminya itu lalu membuka pintu itu tanpa mengetuknya lagipula ia adalah istri sahnya Alex. Irina diam membeku di tempat saat melihat Alex sedang memeras d**a dokter Fina membuat dokter Fina mendesah kenikmatan dan Irina hanya diam menyaksikan tak berani melabrak atau pun menghentikan perbuatan hina yang ada di depannya. Alex menggit ujung d**a dokter Fina dengan kabut gairah yang meluap-luap membuat dokter Fina tak berhenti mendesah sambil menarik rambut alex. "Aaahhhh alex Nik..... Mat" Alex selingkuh, Irina salah menilai suaminya sendiri, alex sama saja dengan pria lain di luar sana yang sama bajingannya tak cukup satu lobang dimasuki semua lobang pun dimasuki, itulah pria. Irina menutup kembali pintu kerja alex dengan pelan agar tak mengganggu aktivitas suami tercintanya dengan dokter yang merawat dirinya sendiri. Dari awal pernikahan ini, hal inilah yang paling ia takuti kalau Alex sama bajingannya dengan pria lain di luar sana dan akhirnya ketakutannya benar-benar terbukti, ia melihat sendirj suaminya bercinta dengan dokter yang merawat dirinya sendiri. Irina berusaha menahan air mata yang sudah menumpuk di pelupuk mata namun ia gagal ia berkedip dan air mata langsung mengalir deras di kedua pipinya tak ada suara isak tangis keluar dari bibirnya karena Irina tak mau ada yang mendengar tangisan kegagalan pernikahannya dengan Alex. Semuanya sudah berakhir, Alex sudah lelah menghadapi dirinya dan lebih memilih dokter Fina yang jelas-jelas lebih bisa memberinya keturunan dan lebih menghargai alex bukan seperti dirinya yang terlambat mencintai dan mengakui alex suaminya. "Semua ini bukan kesalahan Alex aku yang salah karena tak bisa menjaga Alex dan memberikan kenikmatan dan keturunan sehingga Alex mencari kenikmatan dan keturunan itu dari wanita lain," ucap Irina parau lalu berjalan menuruni tangga dengan perlahan-lahan. "Kau tak boleh egois Irina, alex berhak bahagia walau kebahagiaannya bukan denganmu karena semua ini berawal darimu, alex tak mungkin akan melakukan affair dengan wanita lain kalau kau bisa memberinya anak, kau ini cacat Irina, alex tidak menceraikanmu saja sudah menjadi keberuntungan bagimu," ucap Irina pada dirinya sendiri lalu irina menghapus lembut air mata di pipinya. Anggap ia tidak melihat apa pun hari ini, biarlah ini menjadi rahasia irina sendirian dan biarlah alex bahagia dengan dokter fania di belakangnya namun Irina tak akan melepaskan alex karena alex adalah hidupnya dan irina tidak bisa hidup tanpa Alex. Irina terus berjalan menuruni tangga tidak fokus pada langkah kakinya hingga tanpa sengaja kakinya salah mengambil langkah. Alex yang melihat hal tersebut langsung menarik tangan Irina ke dalam pelukannya, Irina dapat merasakan detak jantung Alex yang memburu membuatnya menatap polos Alex yang sedang berusaha mengatur nafasnya. "Kau ini tidak memiliki mata, matamu kemana Irina sehingga kau tidak melihat langkahmu menginjak tangga kalau kau terjatuh bagaimana?, aku takut kau pergi meninggalkanku lagi," ucap Alex menatap tajam Irina dan Irina hanya diam mematung menatap wajah Alex membuatnya ingat pada kejadian Alex dan dokter Fina. Alex yang menyadari Irina hanya diam saja berusaha meredakan amarahnya yang meluap-luap, Alex lupa kalau Irina sedang sakit dan dengan memarahi malah akan membuat psikologis Irina makin rusak. "Maaf sayang aku hanya takut kau pergi meninggalkanku," ucap Alex dengan nada parau lalu memeluk erat Irina membuat Irina langsung menumpahkan air matanya di pelukan Alex. Irina membalas pelukan Alex dengan erat seakan tidak ada hari esok untuk keduanya. "Maaf telah memarahimu jangan menangis karena air matamu adalah mimpi buruk bagiku," ucap Alex mengelus lembut rambut Irina membuat Irina semakin menangis saat Alex memperlakukannya dengan baik namun bermain api di belakangnya. Alex merasa bersalah saat melihat Irina mengambil, lalu Alex melepaskan pelukannya dan menatap mata berkaca-kaca Irina dan menghapusnya dengan lembut. "Jangan menangis aku mohon maafkan aku, aku janji akan melakukan apa pun yang kau inginkan asal jangan menangis." Irina hanya mengangguk lemah lalu berhenti menangis namun hatinya menangis karena perihnya luka yang ditorehkan oleh Alex. "Kau masih berada di sisiku saja membuatku senang, terima kasih atas kesabaranmu selama ini."
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD