Chapter 9

1336 Words
  Pukul: 19. 30            Sekarang ini Ello dan juga Alana sedang berada di dalam mobil mereka, untuk perjalanan pulang setelah selesai memeriksakan kandungan wanita itu yang memang sudah waktunya untuk periksa. Ello mengemudi sendiri karena Alana yang menginginkan-nya, padahal ia sangat malas untuk mengemudi sekarang ini, tapi demi Istri tercintanya ia rela melakukan itu. "El." panggil Alana manja. "Ada apa?" tanya Ello sambil menolehkan wajahnya sekilas lalu fokus pada jalanan kembali. "Apa kau tidak lapar?" tanya Alana. Ello sekali lagi menolehkan kepalanya ke arah Alana. Ia tahu maksud dari ucapan Istrinya barusan. "Kau mau makan apa? Aku tahu kau sedang laparkan?" ucap Ello sambil tersenyum. "Restoran Italia. Aku ingin makan di sana." ucap Alana. "Baiklah." balas Ello. Alana mendekat ke arah Suaminya, lalu ia mencium pipi pria itu dengan lembut. "Kau sangat pengertian." puji Alana yang masih pada posisinya yang sangat dekat dengan Ello. Ello terkekeh atas pujian Alana untuknya. Alana memang selalu bisa membuatnya tertawa bahagia dan sekaligus senang. "Aku ingin memelukmu." ucap Alana. "Tidak bisa untuk sekarang karena aku sedang mengemudi. Seharusnya kau menuruti ucapanku untuk membawa sopir tadi." balas Ello tanpa menoleh pada Alana dan tetap fokus ke depan. Alana mengerucutkan bibirnya karena Ello terdengar seperti menyalahkan-nya. Ia memundurkan tubuhnya lalu duduk kembali dengan tenang. Sungguh wanita hamil yang satu ini memang sangat sensitif dan menggemaskan sekali. "Marah?" tanya Ello karena Alana diam saja sambil menatap keluar jendela. "Tidak." jawab Alana tanpa mengalihkan pandangannya dari jendela. Ello menghentikan mobilnya lalu mematikan mesinnya saat sudah sampai di depan restoran. Ia menatap Alana yang masih diam di tempatnya. "Kenapa?" tanya Ello lembut sambil memegang bahu Alana. Alana menolehkan wajahnya ke arah Ello yang sekarang sedang tersenyum kecil ke arahnya. "Aku mengantuk, El." ucap Alana yang terdengar seperti rengekkan. "Iya tapi kita makan dulu, ya." ajak Ello, tapi Alana hanya menggeleng. "Tapi kita sudah sampai di sini. Kau laparkan dan kau bilang tadi ingin makan di sini. Jadi setelah makan kita akan pulang." ucap Ello. "Aku hanya ingin tidur sekarang ini dan tidak ingin makan." balas Alana yang mungkin terdengar egois. "Baiklah tunggu saja di sini sebentar. Aku akan membeli makanan dulu." ucap Ello. "Aku ingin pulang! Jika kau mau tetap di sini, maka aku akan pulang naik taksi." balas Alana sambil ingin membuka pintu, tapi langsung di cegah dengan cepat oleh tangan Ello. "Baiklah kita pulang sekarang." ucap Ello lalu menjalankan mobilnya untuk pulang. Sebenarnya dalam hati Ello, dirinya mengumpat sebanyak mungkin, tapi ia tidak bisa meluapkan semua itu di depan Alana karena mood wanita itu juga sedang tidak baik, ia tidak ingin membuat wanita itu marah padanya.         Mereka berdua sudah sampai di apartemen, dan Alana langsung masuk kamar, lalu mengganti bajunya dengan piyama tipis yang bahkan Ello bisa melihat pakaian dalam wanita itu. "Ini minum susunya dulu." ucap Ello sambil memberikan s**u hamil pada Alana. Ia baru saja membuatkan-nya saat wanita itu sedang ganti baju tadi. Alana menerimanya dan langsung meminum s**u tersebut sampai habis. "Apa kau ingin tidur sekarang?" tanya Ello. "Iya, aku sangat mengantuk." jawab Alana lalu membaringkan tubuhnya. Ello memakaikan selimut sampai sebatas d**a. Ia mengecup dahi dan bibir Alana secara bergantian. "Selamat tidur." ucap Ello sambil tersenyum hangat. "Iya, selamat tidur." balas Alana lalu menutup matanya. Alana bahkan tidak menunggu pelukan Suaminya untuk tidur kali ini. Ia sudah terlalu mengantuk sampai tidak bisa menunggu lebih lama lagi sampai pria itu kembali dari dapur, saat selesai menaruh gelas kotornya barusan. Ello masuk kamar lalu mengunci pintunya, dan pergi ke kamar mandi untuk mengganti pakaian dan juga mencuci wajahnya. Ia membaringkan tubuhnya di samping Alana lalu memeluk Istrinya itu dari belakang dengan erat.   Pukul: 01. 30           Alana menggeliatkan tubuhnya dengan tidak nyaman. Ia membalikkan badannya lalu membalas pelukan hangat Ello pada tubuhnya. Beberapa menit setelahnya, Alana masih belum bisa tertidur kembali. Ia merasakan sesuatu, lalu mendongakkan kepalanya ke arah Ello yang masih pulas, ia ingin membangunkan pria itu tapi tidak tega. Alana memutuskan untuk melepaskan pelukan Ello, lalu turun dari tempat tidur mereka dan pergi keluar kamar. Sebenarnya ia merasa sangat lapar sekarang ini dan ingin makan tapi karena Ello masih tidur, jadi ia memutuskan untuk memasak makanannya sendiri. Alana mengambil mie instan lalu memasaknya. Ia tidak mau ribet di malam hari seperti ini. Tidak perlu waktu lama dan sekarang makanannya sudah jadi, praktis dan mudah dibuat. "Alana, kau sedang apa?" tanya sebuah suara dengan tiba-tiba. Alana langsung menolehkan kepalanya ke arah sumber suara. Sebenarnya ia sangat terkejut saat mendengarnya barusan. "El, kenapa kau bangun?" tanya Alana balik. Ello mendekati wanita itu dan melihat kegiatan Alana. Dirinya tadi terbangun karena tidak merasakan Istrinya berada dalam pelukannya, ia sempat mencari Alana di kamar mandi tapi tidak ada, makanya ia mencarinya di luar kamar. "Aku lapar." ucap Alana sebelum Ello kembali bertanya. "Kenapa tidak membangunkanku?" tanya Ello. "Aku tidak tega karena kau terlihat sangat nyenyak." jawab Alana.   "Lain kali bangunkan saja aku. Aku kan sudah bilang jangan memegang peralatan rumah, karena kau nanti bisa terluka." ucap Ello lalu menyingkirkan makanan Alana. "Kenapa disingkirkan? Aku kan mau makan." ucap Alana. "Jangan makan mie saat kau sedang hamil." ucap Ello lalu menggunakan apron masaknya. "Lalu bagaimana dengan makanan ini?" tanya Alana. "Biar aku yang makan, sekarang kau duduk saja dulu, aku akan membuatkanmu makanan." ucap Ello. "Tapi kau masih mengantukkan? Matamu tidak bisa berbohong." balas Alana sambil memegang area bawah mata Ello. "Sudahlah sayang, tidak apa-apa karena kau lebih penting." ucap Ello lembut sambil menangkup wajah Alana dengan kedua tangannya. "Terima kasih. Kau memang Suami yang sempurna." puji Alana lalu memeluk Ello. "Sekarang duduklah dulu." suruh Ello. "Aku di sini saja sambil melihatmu." balas Alana. "Tapi kau bisa lelah jika berdiri terus." ucap Ello. "Jika aku lelah aku akan duduk." balas Alana. "Baiklah." balas Ello lalu memulai memasak, karena Alana mungkin sudah sangat kelaparan sekarang ini. Alana memperhatikan semua pergerakan pria itu saat sedang memasak. Ia sangat menyukai Suaminya ini saat sadang memasak, karena Ello akan terlihat sangat sexy dan tampan.        Tidak perlu waktu lama, Ello pun sudah menyelesaikan masakan-nya. Ia menata makanannya di atas piring, lalu berbalik menghadap Alana yang masih setia melihatnya dari tadi. "Ayo duduk di sana." ajak Ello sambil membawa makanannya. Alana menurut lalu duduk di samping Ello yang sedang menyiapkan makanan untuknya. Jika sudah seperti ini ia merasa seperti seorang Ratu yang sedang dilayani oleh Rajanya. "Makanlah, dan setelah Itu tidur lagi. Ini masih tengah malam." ucap Ello sambil memakan makanan yang tadi dimasak oleh Alana tadi. Alana memakan makanannya tapi hanya lima sendok saja. Entah kenapa ia sudah merasa kenyang, padahal hanya makan beberapa sendok saja. Ia menyingkirkan piring makannya agar menjauh dari hadapannya. "Sudah?" tanya Ello saat melihat Alana berhenti makan. Alana mengangguk sambil tersenyum, dan mengelus perutnya yang terasa kenyang. "Tapi kenapa tidak dihabiskan?" tanya Ello. "Aku sudah kenyang, El." balas Alana. "Baiklah, ayo kembali ke kamar." ajak Ello. "Tapi kau belum selesai makan." ucap Alana. "Sebenarnya aku malas untuk makan dimalam hari seperti ini." balas Ello memberi tahu. Kalau bukan untuk menemani Istrinya yang lapar, mungkin Ello akan memilih langsung tidur tadi. "Lalu kenapa kau tadi makan itu?" tanya Alana. "Aku hanya ingin menemanimu." jawab Ello sambil menuntun Alana menuju kamar mereka berdua. Alana dan Ello membaringkan tubuhnya, dengan pria itu yang memeluk pinggang wanita itu seperti biasanya. "Tidurlah." suruh Ello lembut. "Aku punya permintaan." ucap Alana sambil memainkan kancing piyama pria itu. "Permintaan apa?" tanya Ello sambil mengelus rambut Alana. "Kau kan sedang libur, jadi bagaimana jika kita berkunjung ke rumah orang tuaku?" tanya Alana sambil menatap mata Ello penuh harap. "Baiklah jika itu maumu. Asalkan kau senang dan hal itu tidak membahayakan untukmu, maka aku akan menyetujuinya." balas Ello. Alana tidak bisa menyembunyikan senyum bahagianya, dan langsung mengeratkan pelukannya pada Ello. Pria itu memang selalu pengertian, dan beruntungnya Alana bisa mendapatkan Suami macam itu. "Jadi sekarang tidurlah." ucap Ello. Alana mengangguk dengan semangat, dan tidak lupa juga dengan senyum cantik di wajahnya yang selalu membuat Ello terpesona kapan saja. Ello akan ikut bahagia jika Alana juga bahagia, dan ia juga tidak akan pernah melarang jika hal itu akan baik dan tidak membahayakan untuk Istri tercintanya ini.  
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD