Bab 20

1227 Words

Bab 20 Aku mematung, menatap kucing malang yang kesakitan itu. Sepertinya Petty keracunan, karena dari mulutnya keluar busa. Badanku luruh, gemetar. Tangisku tertahan. Ingin rasanya aku keluar dan membangunkan semua orang, tetapi siang bu tampak begitu capek. Beliau yang mengurus ini dan itu. Walau Mas Laksa sudah mengirim orang untuk mengatur dan mengarahkan, tetapi Ibu tetap ingin memastikan semuanya berjalan lancar. Masih dalam rasa takut yang menjadi. Lekas aku menuju pintu dan menguncinya. Aku takut jika Mbak Rahma benar-benar ingin membunuhku. Setelahnya, memeriksa jendela, sudah terkunci juga. Aku takut dia akan datang dan menggunakan cara lain. Menyuruh orang untuk melukaiku, misalnya. Lekas aku mengambil gawai dan menghubunginya. Tak perlu menunggu lama, dia sudah mengangkat t

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD