Bab 16 Pertemuan yang dijanjikan oleh Mas Laksa pun usai juga. Tante Ros dan Om Seno—ayahnya Mas Laksa—baru saja undur diri. Wajah Mbak Rahma—memang tetap kuundang—ditekuk sepanjang acara. Sesekali dia melirik barang-barang yang dibawa keluarga Mas Laksa. Beberapa parcel tertata rapi di ruang tengah. Isinya memang tidak muluk-muluk, hanya buah tangan ringan, seperti aneka buah dan daging dari supermarket. Ada juga beberapa pasang pakaian dan cincin mas putih yang disematkan di jemariku, sebagai tanda pengikat. Selain Mbak Rahma dan Mas Iwan, Ibu juga mengundang Pak RT dan salah satu tetangga supaya acara tidak terlalu sepi. Ibu tak memiliki kerabat di sini. Kakak satu-satunya pun sudah meninggal. “Pak RT, silakan dibawa.” Ibu memasukkan beberapa makanan ke dalam plastik. Ada buah, bisk