31 - Orang Itu Ketua OSIS

988 Words
Keesokan paginya, hal pertama yang harus Zeth lakukan adalah mengunci kamar asramanya dari luar agar Leon dan Kyle tidak mengganggunya. Setelah itu, ia bergegas menuju toko es krim milik Lucius. Dari jauh, Zeth sudah melihat tulisan besar berwarna merah kalau toko es krim itu akan tutup selamanya karena bangkrut. Tidak jauh darinya, Zeth mendengar keluhan dari anak kecil yang berusaha untuk tidak menangis, "Kenapa!? Setiap hari aku selalu beli di toko itu dan es krimnya sangat enak! Kenapa toko itu bisa bangkrut?" Seorang pria tua di sampingnya yang kemungkinan ayah dari anak itu berusaha untuk menenangkannya. "Bagaimana jika es krim di toko lain?" "Tidak mau! Aku hanya ingin es krim di toko itu! Meski kakak penjual es krimnya terlihat menyeramkan, tapi es krim buatannya sangat lembut dan enak!" Mendengar jawaban dari anaknya, pria itu hanya ingin menangis. Kedua alis Zeth berkerut. Bangkrut? Apa karena Key yang memakan semua es krim yang ada di toko Lucius kemarin? Karena tidak ingin menarik perhatian dari orang-orang yang berkumpul di depan toko es krim Lucius yang ternyata sangat terkenal, Zeth pergi ke bagian belakang toko itu. Ternyata, di pintu belakang sudah ada Syville dan Key yang menunggu di sana. "Selamat pagi, Zeth!" kata Syville dengan senyumannya yang cerah. "Yo, bocah pemalas!" sapa Key dengan wajah yang tidak berdosa. "Key! Toko es krim milik Lucius jadi bangkrut karena kau memakan semua es krimnya, kan!?" kata Zeth cepat. Key melipat tangannya di d**a. "Enak saja! Dengar, ya... aku menolong Lucius yang terlihat benar-benar tidak ingin berjualan es krim. Di sisi lain, aku juga membuat anak-anak kecil nan polos itu tidak memiliki trauma mendalam karena sikap Lucius yang mengerikan!" Zeth memijat keningnya karena kepalanya mulai terasa pusing, belum sempat ia membalas perkataan Key, pintu belakang toko Lucius terbuka, dan Jura keluar dari dalamnya yang disusul oleh Lucius. "Ayo masuk ke dalam, semuanya sudah siap!" kata Jura sambil mengacungkan ibu jarinya. Zeth, Syville dan Key masuk ke dalamnya. Lucius sengaja tidak membuka gorden yang menutupi lantai sampai langit-langit kaca jendela yang memperlihatkan tokonya ke jalan. Sekarang, kursi dan meja yang memenuhi toko itu sudah digeser beberapa ke ujung ruangan. Saat ini hanya ada dua meja yang dirapatkan dengan lima kursi di setiap sudutnya. Jura duduk dengan santai, kemudian ia berkata, "Aku lapar! Aku belum sempat makan dari tadi malam!" "Aku juga! Aku benar-benar rindu dengan masakanmu, Syville!" tambah Key semangat. Syville tersenyum tipis. "Aku akan masak sesuatu, untung saja aku sudah membeli beberapa bahan makan sebelumnya!" kata Syville sambil mengangkat tas miliknya. "Hehe, terima kasih! Jika murid-murid akademi tahu Dewinya memasak untuk Zeth, mungkin besok kau tidak akan bisa masuk kelas lagi!" ledek Jura. "Jangan sampai seorang pun tahu! Beberapa hari ini punggungku terasa memiliki lubang karena tatapan tajam dari fansmu, Dewi Syv," kata Zeth dengan memasang tampang sedih. Wajah Syville memerah. "Aku... mana aku tahu kalau aku dapat peran sebagai 'Dewi' di dunia ini! Semua orang berlebihan!" kata Syville cepat kemudian memalingkan wajahnya pada Lucius. "Boleh aku pinjam dapurmu?" Lucius menganggukkan kepalanya. "Tentu, biar aku bantu. Peralatan masak di dunia ini sedikit berbeda," kata Lucius singkat sambil memberi kode pada Syville untuk mengikutinya. Key langsung memusatkan perhatiannya pada Jura. "Jadi, bagaimana? Apa semalam kau menemukan sesuatu?" Jura mengusap dagunya. "Semalam aku kembali kembali ke rumah kaca tempat aku menemukan logo keanggotaan OSIS karena penasaran setelah berbicara pada Zeth dan Syville kemarin..." "Lalu? Kau bertemu dengan seseorang?" kali ini Zeth yang bertanya. "Tidak bertemu, sih... lebih tepatnya aku melihat dua orang yang ingin masuk ke rumah kaca itu. Karena semalam tidak ada sinar bulan, aku tidak terlalu melihat jelas siapa dua orang itu. Tetapi salah satunya memiliki rambut merah dengan potongan pendek. Dari postur tubuhnya terlihat jelas kalau orang itu laki-laki..." Zeth mengerutkan keningnya ketika mendengar perkataan Jura. "Banyak orang yang memiliki warna rambut seperti itu... tapi jika disempitkan ruang lingkupnya menjadi seseorang yang kemungkinan dari OSIS... berarti orang yang kau maksud itu adalah ketua OSIS saat ini, Jura. Namanya Arlo." Kedua alis Jura terangkat. "Ketua OSIS? Bagaimana dengan kemampuan sihirnya? Apa kau pernah melihatnya menggunakan sihir, Zeth?" Zeth menggelengkan kepalanya untuk menjawab pertanyaan Jura. "Belum pernah. Memang kenapa, Jura?" "Setelah beberapa hari berada di dunia ini, aku sadar untuk menggunakan sihir di tempat ini cukup kompleks, karena kebanyakan orang tidak memiliki kontrak dengan Mana mereka..." "Oh... Kau menanyakan hal itu pada Zeth untuk mencari tahu apa anggota OSIS ini memiliko kontrak dengan Mana, dan kemungkinan besar mereka juga terjebak di dunia ini sama seperti kita?" tanya Key tiba-tiba. Zeth bisa melihat tubuh Jura yang sedikit merinding. "Bagaimana bisa kau mengerti dengan cepat, Key!?" Key langsung cemberut setelah mendengar perkataan Jura. "Apa maksudmu itu? Kau pikir aku tidak mengerti sedikit pun?" Jura hanya terkekeh pelan sambil menggumamkan maaf beberapa kali. "Key benar. Kemungkinan besar orang itu berada dari 'dunia luar'. Orang yang terkurung di tempat ini seperti kita..." Key mengusap dagunya berpikir. "Atau seseorang yang menjebak kita di dunia ini, 'kan?" Jura menganggukkan kepalanya perlahan. "Itu juga menjadi salah satu kemungkinan..." Jura terdiam sesaat, kemudian bertanya pada Zeth, "Kau bilang seseorang dari OSIS ingin bertemu dengan aku, 'kan?" "Itu benar. Sekretaris OSIS, Aimee." "Seperti apa dia?" Zeth mengedipkan matanya beberapa kali, kemudian berkata, "Rambutnya berwarna pirang yang sedikit keriting dan panjangnya sebahu, matanya berwarna biru cerah..." Jura mengetuk-ngetukkan jarinya ke meja, terlihat dirinya yang sedang berpikir keras. "Nanti malam, aku akan membuat pelindung magis yang cukup besar untuk kita berlima. Sudah hampir lima hari kita berada di tempat ini. Aku khawatir pada bayi nagaku yang imut! Kita harus cepat keluar dari tempat ini!" "Kau ingin bertemu langsung dengan orang-orang itu? Bagaimana jika dia musuh kita?" tanya Key yang terlihat tidak setuju. "Tidak masalah! Kemampuan bertarung kita lebih baik dari pada orang-orang yang ada di tempat ini. Kau percaya diri kan, Key?" Key mendengus pelan. "Hmph, tentu saja! Ayo kita tendang b****g seseorang malam ini! Sudah lama aku tidak beraksi dan hanya penuh dialog di beberapa chapter terakhir!" Jura dan Zeth hanya terkekeh pelan, meski kalimat terakhirnya sedikit tidak dimengerti oleh mereka. []
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD