30 - Teman?

1205 Words
Zeth, Syville, Key dan Lucius sepakat untuk pura-pura tidak mengenal Airella jika mereka berpapasan dengannya. Namun, satu hal yang tidak disepakati oleh Lucius adalah ia ditinggalkan sendiri di toko es krim 'miliknya'. Mereka semua harus berdebat kurang lebih 2 jam sampai akhirnya Lucius setuju untuk bertemu Jura setidaknya satu kali besok. Zeth dan Syville berpisah dengan Key ketika mereka kembali memasuki akademi sihir. Setelah melakukan patroli, mereka harus melaporkan hasil patroli mereka terlebih dahulu. Saat memasuki ruang OSIS, Zeth melihat seorang murid yang belum pernah ia lihat. Matanya yang biru cerah menatap Zeth dengan lekat dari ujung kaki hingga ujung kepala. "Selamat sore," katanya lembut. "Selamat sore, Aimee! Beberapa hari ini kita tidak bertemu," kata Syville sambil tersenyum cerah. Melihat senyuman Syville, Aimee ikut tersenyum tipis. "Maaf, beberapa hari ini aku ada keperluan di luar akademi. Aku juga baru tahu kalau kau bergabung dengan kami, Syv." Aimee berdiri dari duduknya, kemudian menjabat tangan Syville. "Selamat bergabung dengan OSIS!" "Terima kasih, Senior!" "Jangan mulai panggil aku seperti itu. Kita semua di sini teman," katanya dengan wajah yang cemberut. Syville terkekeh pelan. "Oh iya! Aku juga merekomendasikan temanku untuk bergabung, namanya Zeth!" kata Syville sambil menepuk punggung Zeth pelan. "Zeth, perkenalkan ini Aimee. Dia angkatan kelas tiga dan menjadi sekretaris OSIS." "Senang berkenalan denganmu, Zeth!" kata Aimee sambil menjabat tangan Zeth. "Ayo duduk terlebih dahulu, kalian pasti lelah karena berjalan cukup jauh untuk berpatroli, 'kan?" Aimee mendorong Zeth dan Syville untuk duduk di sofa yang tidak jauh dari meja Arlo. "Kenapa kau diam saja, Arlo!? Cepat siapkan teh!" Arlo mendesah panjang sambil menggelengkan kepalanya. "Kenapa aku yang harus menyiapkannya?" Aimee memutar kedua bola matanya. "Bukankah biasanya kau dengan senang hati melakukannya?" Arlo membuka mulutnya untuk membalas, tetapi ia kembali menutupnya dan mendesah panjang. Sepertinya Aimee tidak pernah bisa dikalahkan dalam debat. "Jadi bagaimana keadaannya? Tidak ada kejadian khusus, 'kan?" tanya Aimee setelah mengangguk puas pada teh yang dibuat Arlo. "Tidak ada kejadian apa pun di dalam akademi, sedangkan sejauh 300 meter dari akademi tidak ada apa pun juga. Semua aman," jawab Syville. Di sebelahnya, Zeth menaikkan sebelah alisnya. Apa Syville punya suatu rencana? 300 meter dari akademi tentu saja tidak ada apa pun... Karena penghalang magis dan kegelapan yang absolut setelahnya. Lagi pula kata-katanya itu... Bukankah sedikit ambigu? Aimee menganggukkan kepalanya pelan. Zeth memerhatikan ekspresinya dengan sesama, tetapi ia tidak menemukan hal yang aneh. "Kerja bagus, Syv, Zeth. Untuk hari ini kalian cukup berpatroli. Jika lain kali kalian melihat sesuatu yang aneh, kalian bisa melaporkannya langsung padaku atau Arlo." Syville menganggukkan kepalanya, tetapi ia tetap bertanya, "Sesuatu yang aneh? Seperti apa? Jika ada sekelompok murid yang saling berkelahi, kami bisa melerainya." "Tentu selain itu! Contohnya..." Entah kenapa Aimee sengaja menggantungkan kata-katanya. Tetapi tidak lama kemudian ia kembali melanjutkannya, "contohnya seperti menu aneh yang ada di kantin itu! Aku belum pernah melihat menu yang berbahaya seperti itu..." Arlo menahan ketawanya. "Bukan aneh, tapi berbahaya! Karena kau mengkhawatirkan menu itu, kau jadi mencobanya bahkan kehilangan kesadaran!" Aimee memukul bahu Arlo dengan cukup keras. "Menu itu sangat pedas! Aku mengkhawatirkan murid lain, anehnya mereka. Malah bilang menu itu sangat enak!" Zeth tersenyum miris, ternyata ada korban lain yang jatuh karena menu buatan Key. Tidak lama kemudian, pintu ruang OSIS terbuka dan Karin masuk ke dalamnya. Matanya bersinar cerah ketika melihat Syville. "Oh! Oh! Oh! Dewiiiii. Terima kasih sudah bersedia untuk meluangkan waktu berhargamu untuk mampir di tempat yang sederhana ini," kata Karin dengan dramatis. Syville tersenyum geli, kemudian berkata, "Apa maksudmu, kak Karin! Aku sudah menjadi bagian OSIS, dan aku siap untuk melakukan tugas apa pun!" "Hehe, kalau begitu. Besok berpatrolilah di sekitar akademi denganku!" Sebelum Syville menjawab, Aimee berkata dengan cepat, "Apanya yang ikut patroli! Kau hanya ingin lari dari tugasmu, 'kan!?" Karin menekan dadanya, terlihat wajahnya yang kesakitan. "Yaampun, Aimee. Apakah sifatku seperti itu di matamu?" "Matamu, matamu! Berkas yang seharusnya kau kerjakan selalu kau berikan pada Arlo!" "Aku sudah mengisinya! Ketua saja yang tidak puas dengan hasil kerjaku." Aimee langsung mendorong sebuah amplop cokelat pada Karin, dia juga mendorong Karin keluar dari ruang OSIS. "Itu karena kau tidak serius mengisinya! Cepat selesaikan berkas ini, jika tidak kau tidak boleh lagi makan kue buatan Arlo!" "Aaaaa itu tidak adil--" suara Karin langsung menghilang ketika pintu ruang OSIS ditutup dengan kencang tepat di depan mukanya. "Maaf, tolong jangan jadikan Karin sebagai contoh," kata Aimee sambil mengusap keningnya. Syville terkekeh pelan. "Tidak apa-apa! Sikapnya sungguh menyenangkan." Aimer hanya tersenyum tipis mendengarnya, sedangkan Arlo mengusap keningnya kesusahan. "Oh iya. Aku dengar kelas kalian ada Profesor baru?" Zeth menganggukkan kepalanya. "Itu benar. Ia mengajar kami dalam kelas praktik sihir dan sejarah sihir." "Oh, sudah lama sekali tidak ada Profesor baru. Itu benar 'kan, Arlo?" tanya Aimee. Arlo mengedipkan matanya beberapa kali, kemudian menganggukkan kepalanya. "Selama tiga tahun belajar di akademi ini, tidak pernah ada perubahan apa pun." "Jadi bagaimana dengan Profesor baru itu? Aku penasaran dengannya! Kudengar ia seumuran dengan kalian berdua?" Meski sedikit ragu, Syville membalas pertanyaan yang terasa sedikit mencurigakan. "Benar." "Aku ingin bertemu dengannya! Seseorang yang lebih muda dariku memiliki tingkat sihir yang cukup baik sampai bisa mengajar di akademi sihir sangat luar biasa!" "Maaf, kami berdua belum terlalu akrab dengannya. Mungkin lain kali? Lagi pula, sebagai anggota OSIS mungkin kau bisa bertemu dengannya untuk bertanya mengenai praktik sihir, 'kan?" Syville menganggukkan kepalanya menyetujui perkataan Zeth. "Lagi pula, Profesor baru itu terlihat cukup ramah dan mudah diajak bicara." Meski sedikit enggan, Aimee tetap menganggukkan kepalanya. Setelah membicarakan hal lain yang tentu saja tidak ada hubungannya dengan pekerjaan OSIS, Zeth dan Syville keluar dari ruangan itu untuk bertemu dengan Jura. Setelah pintu ruang OSIS tertutup, Arlo menatap tajam ke arah Aimee. "Permintaanmu tadi cukup gegabah, Aimee. Bagaimana jika mereka berdua mencurigai kita?" Aimee menundukkan wajahnya. "Maaf, aku sedikit tidak sabar tadi..." Arlo hanya mengusap keningnya merasa kepalanya mulai pusing. "Kita masih belum tahu apa mereka berdua itu teman atau musuh... Lebih berhati-hatilah" "Baik. Jadi, kue apa yang kau buat hari ini?" Arlo kembali mendesah panjang. Sikap Aimee cukup aneh, terkadang ia sangat serius sampai membuat bulu kuduk Arlo meremang, terkadang ia benar-benar bersikap kekanak-kanakan. . . "Sekretaris itu ingin bertemu denganku?" tanya Jura setelah mendengar cerita dari Syville. Syville menganggukkan kepalanya. "Aku tidak tahu apa ia memiliki tujuan tertentu... tapi dia yang membuat logo itu." "Lagi pula dari mana kau mengetahui tentang logo itu, Jura?" tanya Zeth yang sedikit penasaran. Ia belum sempat menanyakan hal itu pada Jura. "Aku menemukannya saat aku memutari sekitar akademi pada tengah malam..." Syville mengangkat kedua alisnya. "Tengah malam? Tapi kata Lucius, setelah tengah malam ia tidak sadarkan diri dan saat ia kembali ingat hari sudah pagi..." "Oh, itu karena dia tidak melindungi dirinya dengan penghalang magis! Karena aku tidak merasa nyaman di tempat yang tidak aku ketahui, pada hari pertama aku membuat penghalang magis saat pergi tidur. Tiba-tiba saja ada gelombang sihir yang luar biasa!" "Eh... Kenapa aku tidak pernah mendengar hal ini darimu, Jura?" tanya Zeth. "Duh, karena kau tidak pernah bertanya!" jawab Jura dengan nada penuh fakta. "Lalu... Kau menemukan logo itu di sekitar akademi?" Jura menganggukkan kepalanya semangat. "Lebih tepatnya, di depan rumah kaca yang sedikit jauh dari bangunan utama akademi... Aku belum sempat memeriksanya lebih lanjut karena ada orang lain yang datang saat itu." "Apa mungkin orang dibalik ini semua adalah seseorang dari OSIS?" Jura mengangkat kedua bahunya. "Kemungkinan ada dua. Dia memang pelaku dari ini semua... Atau teman kita!" "Teman?" tanya Zeth dan Syville yang benar-benar kebingungan. []
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD