"Ayah lihat, Tante Hanum cantik banget." Pipiku bersemu merah mendengar pujian dari Rafa, apalagi saat anak itu berlari ke arahku, meraih tanganku dan menggandengku menuju Ayahnya yang hanya terdiam seperti patung. Ya, tidak ada reaksi dari Mas Dika, dia hanya menatapku dalam diamnya yang khas dan menatapku lekat, tapi percayalah, di perhatikan dengan seksama oleh seorang Mas Dika adalah ujian menguji mentalku, membuatku salah tingkah sendiri dan kebingungan menebak apa yang ada di kepala Mas Dika. Kenapa diam seperti ini? Terpakukah padaku karena aku cantik, atau dia ini merasa dandananku untuk pergi bersamanya terlalu heboh? Tapi untuk opsi kedua rasanya mustahil, berulangkali tadi mengecek penampilanku sebelum keluar, dan melihat tidak ada yang berlebihan di makeup-ku, bahkan aku