“Lepas, saya ingin mengejar Safa.” Faqih berontak dan meminta dilepaskan. Azril menahan Faqih untuk tidak masuk ke dalam. Ia tahu perasaan Faqih yang masih mencintai istrinya, tetapi Safa butuh waktu untuk menata hatinya. “Safa, Mas yakin kamu masih mencintai Mas,” teriak Faqih kencang. “Tolong, jangan membuat keributan di sini.” Sebagai tuan rumah dan kepala rumah tangga wajib baginya melindungi Safa. “Lebih baik Abang pulang sebelum saya menarik paksa Abang.” Azril masih tahu sopan santun dan masih memiliki hati baik. Jangan sampai kesabarannya habis karena sikap Faqih yang melewati batas. Faqih pun mendesis hingga melepaskan cekalannya kasar. Matanya memandang nyalang seolah menyiratkan kebencian yang mendalam. Seketika merapikan bajunya dan melenggang pergi. “Lihat, Dik, Mas tid