Mami tidak tahu Makanan kesukaan

1077 Words
Sementara dirumah Olla uring-uringan, semua orang yang ada dirumah tidak luput dari sasaran amarahnya. ''Kurang ajar sekali mas Alan, berani-berani sekali dia mengusirku,'' gumamnya sendiri. Sejak kepulangan dari kantor Alan, Olla mengurung diri dikamar setelah semua orang dirumah menjadi sasaran amarahnya. Didalam kamar Olla tidak tenang pikirannya sebelum bisa menaklukan hati Alan kembali. Ia berjalan mondar-mandir mencari cara agar Alan kembali padanya lagi. ''Oh iya, istri Alan,'' pikir liciknya. Ia pun mengambil ponselnya yang ada didalam tas dan mencari kontak Raisa. Olla mendapatkan kontak Raisa waktu itu saat Raisa berusaha menghubungi Alan yang bersama dirinya, Alan yang tertidur saat itu Olla pun mengambil handphone nya. Olla yang memiliki maksud lain pun ia mematikan panggilan tersebut dan mengambil kontak Raisa. Olla pun mengetik pesan berupa sindiran yang ditujukan pada Raisa. ''Selamat siang mba Raisa yang cantik.'' Raisa yang masih disekolah bersama anaknya pun melihat pesan yang baru saja masuk di ponselnya. ''Nomor baru, siapa ya?'' gumamnya pelan. Ia pun membalas, ''maaf siapa ya?'' ia pun langsung mengirimnya. Olla yang langsung mendapatkan balasan dari istri Alan itu menyunggingkan senyum licik disudut bibirnya. '' Kamu istri Alan ya?'' ''Iya kenapa, mba siapa ya?'' Raisa menebak yang mengirim pesan adalah perempuan, terlihat dari Photo profilnya dan namanya yang tertera di aplikasi hijau itu. ''Aku orang yang dekat dengan Alan, alias kekasih Alan.'' Raisa yang membaca pesan tersebut tiba-tiba langsung lemes dan bergetar seluruh tubuhnya. berharap perselingkuhan suaminya hanya isu belaka namun belum sempat ia mencari tau tapi perempuan itu datang sendiri dengan mengirim pesan padanya. ''Mbak tau kan mas Alan sudah punya istri dan anak, kenapa mbak mau dengannya? Masih banyak lelaki single di luaran sana,'' balas Raisa. ''Oleh sebab itu saya kasih tau anda untuk meninggalkan Alan, karena saya cinta sejatinya. Sedangkan sama kamu itu hanya terpaksa, Alan tidak pernah mencintaimu.'' Raisa yang mencoba sabar sedari tadi mengahadapi perempuan yang mencoba ingin mengusik rumah tangganya. Ia berusaha menahan amarah yang sudah ingin diluapkan. Namun ia tidak ingin gegabah menghadapi persoalan seperti ini, ia akan menghadapi perempuan itu dan juga suaminya dengan caranya. Ada cara tersendiri buat menghadapi perempuan seperti Olla, dan ada rencana yang sudah ia pikirkan saat ini. ''Oh gitu ya, kalau dia mencintaimu kenapa kamu cuma jadi selingkuhannya. Bahkan keluarga mas Alan tidak mengenalmu, hanya saya menantu satu-satunya yang dianggap. Seharusnya kalau mas Alan mencintaimu sudah dikenalkan pada keluarganya dan menikahi mu. Bukan disembunyikan dari publik kaya kamu,'' sengit Raisa membuat Olla semakin naik pitam. Olla semakin tak bisa mengendalikan amarahnya yang seolah ingin meledak, ia benar-benar sudah dibutakan oleh cinta yang salah. Dirumah yang megah dan mewah ia bak ratu, semua Hendra berikan kepada dirinya. Semua tugas apapun sudah ada pekerja masing-masing yang mengerjakan. Namun dirinya tidak bersyukur dan merasa puas yang telah dimiliki. Hanya karena sakit hati atas perjodohan dulu, hingga sampai sekarang ia mengutuk semua orang yang terlibat perjodohan itu. Termasuk Hendra sendiri yang dia juga hanya korban perjodohan dulu dengannya. Tok ... Tok ... Terdengar pintu diketok dari luar kamarnya, Olla pun sadar dan segera menghapus air matanya. ''Masuk!'' ''Ada apa Ardham?'' tanyanya datar pada anak laki-lakinya. ''Mami, Ardham mau makan tapi mbak Selly belum pulang dari pasar.'' ''Ya udah, kamu tunggu saja mbak Selly pulang pasar.'' ''Tapi Ardham sudah sangat lapar Mam!'' ''Ya udah ayok!'' Dengan terpaksa Olla pun turun dengan anaknya untuk makan. Selama ini ia jarang sekali mengurus Ardham, semua keperluan Ardham Selly yang selalu mengurusnya. ''Bi Imah masak apa?'' tanyanya yang membuat Imah kaget, karena tadi ia sempat dimarahi juga oleh Olla. ''Ini nyonya gulai ikan kakap, ada juga udang saus Padang dan ayam bakar madu sama sayur brokoli.'' ''Ya udah ambilkan Ardham di piring dulu, ikan sama udang saya mau menyuapinya,'' ucapnya berlalu pergi begitu saja. ''Baik nyonya!'' ''Kasian tua Hendra punya istri kaya nyonya Olla. Kurang apa tuan Hendra, sudah ganteng, tajir, tapi di sia-siakan,'' ucap Imah dalam hati. Ia yang sudah tau kelakuan majikan perempuannya itu merasa iba pada tuannya. ''Cepat bi Imah, lama sekali,'' teriaknya membuat Ardham yang duduk disampingnya ketakutan. Imah pun datang membawa makanan yang Olla minta tadi, ''ini nyonya!'' Ia pun segera kembali ke dapur. ''Sini sayang Mami suap.'' '' Ardham nggak mau udang mam!'' Olla yang tidak pernah tau makanan apa yang tidak disukai Ardham pun kesal terhadap anaknya yang ia rasa telah mengganggu waktunya itu. ''Ardham makan buruan deh, nggak usah cerewet,'' bentak Olla padanya. Mendengar suara tinggi Maminya membuat Ardham malah menangis. Olla yang melihat anaknya menangis membuat dirinya semakin kesal. Apalagi masalahnya dengan Alan tadi membuat emosinya semakin tidak terkendali. ''Stop Ardham, diam!'' Selly dan Hendra yang baru saja pulang dan masuk dalam rumah mendengar teriakan dari dapur pun berlari kearah sumber suara. Apalagi mendengar tangisan Ardham membuat mereka berdua mempercepat langkahnya. ''Ada apa Olla, kenapa Ardham nangis?'' tanya Hendra yang baru saja tiba diruang makan. ''Tanya sendiri sama anakmu itu, mau makan saja cerewet sekali.'' Hendra pun mendekati putranya dan memeluknya untuk menenangkannya. ''Sudah sayang ya ada Daddy disini, kenapa Ardham nggak mau makan?'' Sambil sesenggukan Ardham menjawab, '' Ardham tidak mau udang Dad, tapi Mami memaksa.'' Hendra pun melirik ke arah istrinya untuk mencari jawaban. Sadar atas lirikan suaminya Olla pun mengalihkan netranya. Selly yang sedari tadi diam pun akhirnya buka suara, ''Ardham memang tidak bisa makan udang nyonya, dia alergi sama udang.'' ''Kenapa kamu nggak bilang Ardham, kalau alergi,'' ucap Olla dengan menatap anaknya tajam. ''Seharusnya kamu jadi ibunya tau semua tentang anakmu, bukan malah menyalahkannya. Masih pantaskah kamu disebut sebagai ibu?'' ucapnya dengan menatap tajam bak elang pada Olla. Sebelum Olla menjawab suaminya, Hendra mengajak anaknya pergi dari hadapan istrinya tanpa bicara apapun lagi. Hendra pun menggandeng Ardham untuk naik ke kamarnya. Mendengar penuturan Selly dimobil tadi membuat hati Hendra sakit bak ditusuk seribu jarum. Putra satu-satunya yang selama ini ia sering tinggal dan abaikan ternyata sudah mengalami trauma yang dalam. Akibat pertengkarannya sama Olla membuat Hendra sering menghindar dan tidak pernah dirumah. Karena keberadaan Hendra dirumah seperti tidak diinginkan oleh Olla, walau rumah itu milik Hendra sepenuhnya namun sebagai suami ia memiliki kewajiban dan tanggung jawab atas istri dan anaknya. Sehingga kalau bertengkar sama Olla ia yang pergi dari rumah sehingga tak pernah menghiraukan anaknya selama ini. Hendra yang sering tidak pulang tidak pernah sekalipun Olla mencari atau menanyakan dimana keberadaannya. Dulu ia hanya banyak diam dan sedikit bicara kalau tidak suka dengan apa yang Hendra lakukan. Namun sudah beberapa tahun ini Olla sering kali melawan dan bahkan menuduhnya selingkuh, dan selalu minta cerai. ''Apakah aku bisa mempertahankan pernikahan ini?'' gumam Hendra dalam hati.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD