Alunan musik terhenti. Langkah kaki pun dihentikan dan Livy, sesegera mungkin melepaskan tubuhnya, dari sentuhan tangan-tangan orang, yang kelihatan ingin menggapai tubuhnya lagi. Tanpa mau melepaskannya sama sekali. "Ya! Kita istirahat dulu sepuluh menit," ucap Daniel. Livy menyingkir dan duduk di ujung ruangan. Samuel pun mendatangi Livy lalu mendaratkan bagian belakang tubuhnya di sisi Livy. "Kenapa kamu malah di sini?? Tidak ke kantor memangnya??" cecar Livy tapi tanpa melihat orangnya dan juga, dengan suara yang tidak terlalu keras, agar tidak ada yang mendengarkan percakapan mereka. "Sudah. Tidak ada lagi pekerjaan yang mendesak. Jadi, aku tinggalkan saja. Aku juga butuh sedikit hiburan kan??" alasan Samuel, yang dibumbui kebohongan. Pekerjaan tetaplah ada dan tidak akan pernah a