Tolong jaga Elang sebisa anda selagi saya pergi, saya akan pergi cukup lama, seminggu. Dan saya yakin Elang akan merasa sendirian lagi.
Sebenarnya Feby ini guru private atau baby sitter bagi Leindra? Untung saja anaknya itu pintar dan menyenangkan, ya walaupun terkadang iseng.
But, how can Feby not miss him?
Anak lelaki yang lucu berponi mangkuk ini.
Malam minggu sudah tiba, dan Feby sudah selesai mengajar anak mungil ini.
Bahkan ia sudah menemani anak ini sekitar dua jam lamanya setelah les.
"Kakak harus pulang nih, nanti mamak kakak nyari,"
Ucap Feby dengan jujur kepada El.
"El boleh ikut ga kak?"
Feby berpikir sebentar sebelum menjawab Elang.
"Rumah kakak kecil loh, sempit, ga nyaman disana, nanti pas udah disana Elang ngeluh mau pulang lagi,"
Elang langsung merengut begitu Feby berbicara seperti itu.
"Engga kok, daripada disini, nanti kalau Elang bobok sendirian di lantai dua, terus diculik hantu gimana?"
Tanya Elang balik kepada Feby dengan nada sedih.
"Hmmm, yaudah deh, tapi ga boleh ngeluh ya?"
Elang langsung menunjukkan jari kelingking tanda ia berjanji dengan feby yang dibalas oleh kelingking Feby.
...
+62812xxxxxxxx
Maaf mengganggu, saya dengar, anak saya ikut ke rumah kamu?
-Daddy Elang.
Feby menerima pesan itu setelah sikat gigi dan bersiap tidur.
Ia melihat ke sampingnya, ada anak kecil yang tampak nyenyak sekali.
Feby segera meng-add kontak Daddynya Elang, agar ia bisa berkontak lewat aplikasi internet.
Maaf sebelumnya, ini WA daddynya Elang kan? Ini Saya, guru les private Elang. Saya tidak bisa balas lewat SMS karena kebetulan pulsa saya habis.
Iya, Pak.
Elang bilang dia takut tidur sendirian di lantai 2, jadi dia mau ikut saya aja.
Maaf ya saya tidak izin langsung dengan bapak.
Feby mengirimkan pesan itu, memang agak panjang sih, tapi mau bagaimana lagi, kan memang harus dijelaskan.
Sekian detik ada pesan baru yang masuk, langsung saja Feby baca.
Tidak apa-apa, malah saya yang seharusnya minta maaf, anak saya menyusahkan anda.
Terimakasih sudah mau membantu saya menjaga Elang.
Feby membaca pesan itu dengan senyum, baru kali ini ada orang yang menitipkan anak mereka pada guru lesnya.
Feby masih ingat, mamaknya kaget tadi begitu Feby pulang bawa anak.
Untungnya mamaknya mau mengerti setelah Feby jelaskan bahwa anak ini sendirian dirumah, dan Feby kasian.
Mamak Feby juga ikut menghangatkan makan malam untuk Elang, dan menemani anak dan anak murid anaknya makan.
Sepertinya mamaknya senang ada anak kecil di rumah.
Gapapa pak, senang bisa membantu, tapi bapak pulangnya kapan? Saya mungkin hanya bisa nemenin Elang sampai senin sebelum saya sekolah, tapi sehabis itu sampai rabu saya sibuk.
Feby hanya tidak ingin Elang merasa sendiri lagi. Tapi ia juga memiliki jadwal pribadi. Dan sampai rabu sore baru bisa bertemu Elang lagi.
Ibu saya sepertinya akan menjaga Elang, terimakasih ya bu.
Terbersit pertanyaan:
Apakah tidam apa-apa berkontak dengan suami orang lain seperti ini? Memangnya dimana mommynya Elang? Kenapa ga pernah jaga Elang? Atau nemuin Elang gitu? Atau sibuk juga?
Feby tidak membalas pesan dari Leindra lagi dan mengunci ponsel nya, ia menatap anak kecil yang masih polos di depannya sekarang.
Ia mengelus pipi hingga rambut Elang, lalu memeluk anak itu sambil tidur.
Tanpa ia sadari Elang tersenyum dalam baringnya.
...
"Kakak mau pergi karate, Elang mau ikut atau netep sama opung?"
Tanya Feby pada Elang sambil memakai sabuk karatenya.
"Elang mau ikut karate, Elang mau jago bela diri kayak kakak juga,"
Feby terdiam sebentar, lalu ia mengirimkan pesan pada Leindra, berharap pria itu sudah bangun dan segera menghubunginya balik.
Tak perlu menunggu lama, Leindra sudah menelpon dan Feby memberikan Handphone itu pada Elang.
"Iya Dad... Bolehkan? Okay. Iya janji, bye-bye Dad."
Elang mengembalikan ponsel itu kepada sang pemilik.
"Apa kata Daddy?"
Tanya Feby kepada Elang sambil memakai jaket, agar tidak di ajak becanda dengan orang saat dijalan karena memakai baju karate.
"Boleh, pas Daddy pulang kayaknya Daddy mau beliin Elang baju karate."
Feby semakin pusing, kenapa anak ini semakin lama mengikuti apapun yang Feby lakukan.
Feby kan bukan mamaknya? Dan lagi Feby pusing, bagaimana bisa anak sekecil ini di lepas begitu saja dengan guru les private seperti Feby?
Memangnya orang tuanya tidak takut apa kalau Feby culik, atau gimana gitu? Emangnya muka Feby ini tampang orang baik-baik begitu? Kenapa semua orang percaya-percaya saja dengan Feby?
Lama-lama kalau begini caranya, Feby buka penitipan anak juga laku, semakin banyak uang yang akan Feby dapat semakin bagus, bukan?
Tiba-tiba ponsel Feby bergetar lagi.
Disitu terdapat pesan tertulis.
Saya yakin kamu bisa jaga anak saya, terimakasih.
What the? Leindra bisa telepati dengan pikirannya???
Feby sedikit pusing dengan hal ini, semoga saja Elang bisa diajak kompromi nantinya.