Kata-kata yang diucapkan Dimitri tadi terus berputar seperti kaset rusak dikepala Raveno, membuatnya beberapa kali menghela nafas kasar untuk menetralkan emosi yang ia tahan. Selama ini, ia selalu berpikir jika keluarga Dimitri yang membuat perusahaan Ayahnya bangkrut, itulah yang membuatnya sangat membenci Dimitri dan melakukan berbagai cara agar Dimitri bisa merasakan apa yang keluarganya rasakan. Tapi saat mendengar ucapan Dimitri tadi, Raveno merasa sangat kacau. Perasaan bersalah, marah, kecewa dan sedih bersatu didadanya, membuatnya tidak bisa memikirkan apa pun selain menemui Ibunya. Pria itu lantas menggenggam erat setir mobilnya lalu menambah kecepatan mobil. Ia menghentikan mobilnya ketika sudah sampai di rumah Ibunya. Dengan langkah lebar ia melangkah masuk, membuka pintu seca