Chapter Eighteen

1258 Words

Ketika terbangun di pagi hari dan mendapati Raveno ada di sampingnya, Khatrine merasa benar-benar bahagia. Apa lagi saat pria itu tertidur sambil memeluk dirinya. Deru nafasnya mengenai wajah Khatrine yang tiba-tiba saja menghangat. Ia lantas memejamkan matanya, menikmati tiap detik waktu yang baru saja terbuang. Sekali saja, ia ingin seperti orang lain yang bisa tiap pagi melihat orang yang dicintai. Keinginannya hanya se-sederhana itu, tapi kenapa susah sekali untuk terwujud? Tanpa sadar Khatrine menghela nafas keras, membuat Raveno yang sebenarnya sudah bangun dari tadi, akhirnya membuka mata. Ia menatap wajah Khatrine yang terlihat sedih, kemudian ia memajukan wajah untuk mengecup kening wanita itu sambil memeluknya pelan. "Ada apa?" Khatrine menggeleng. "Tidak ada apa-apa," ia mendo

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD