LYU-3

1069 Words
Hari ini masih dengan kegiatan orientasi mahasiswa baru setelah mengumpulkan tugas para mahasiswa baru dibawa para senior ke lapangan untuk melaksanakan game. Game ini bertujuan mengakrabkan kami semua baik yang baru dan senior dan sepertinya Indira harus menyiapkan diri. "Kelompoknya masih sama seperti kemarin ya ditambah pilih satu kelompok lain yang sudah ditunjuk sama kakak pendamping senior kalian" ucap Wahyu yang menjabat sebagai ketua BEM dengan cepat kami bergabung bersama kelompok lain "sudah sama kelompoknya?" teriak Wahyu. "Sudah" teriak kami bersama. "Baik gamesnya adalah kalian membuat lingkaran dengan satu orang di dalam lingkaran dan satu lagi diluar lingkaran, yang membuat lingkaran bagaimana caranya mereka yang di dalam tidak tertangkap sama yang ada diluar dengan mengikuti instruksi yang di dalam lingkaran, yang berada diluar mencoba untuk menangkap orang yang didalam" jelas Wahyu menatap kami semua "dari sini paham?" "Paham" teriak kami bersamaan "Silahkan dibuat lingkarannya dan kita mulai percobaan" ucap Wahyu sambil berkeliling Kami pun membuat lingkaran lalu memainkan games ini bergantian dimana akhirnya games ini tidak dimenangkan kelompok kami tapi tidak masalah karena kami semua sudah bersenang-senang. "Ok waktunya istirahat tapi sebelumnya ada tugas tambahan yaitu kalian mengumpulkan tanda tangan senior sebanyak lima puluh tanda tangan. Karena banyak senior yang masih libur jadi waktu kumpulnya adalah minggu depan. Paham?" ucap Wahyu. "Paham" "Baik kalian boleh istirahat dan nanti kembali disini lagi" tutup Wahyu. Teman-teman sudah langsung menuju kantin hanya beberapa yang tersisa disini, Indira masih duduk menenangkan debar jantung yang terlalu cepat ini dengan ditemani Mita. Salah satu senior cewek yang Indira ingat bernama Suci dan telah menjadi primadona para pria angkatanku dimana mendatangi Indira dengan memberikan air mineral. "Wajah kamu pucat, minum nih" Indira menerima dan mengucapkan terima kasih setelahnya dan Suci langsung meninggalkan Indira dan Mita berdua. "Kantin, Dir?" tanya Lia yang menghampiri Indira juga Mita dan mereka hanya mengangguk sebagai jawaban. Mereka berjalan ke kantin bersama saat melihat teman-teman yang lain dengan segera bergabung menjadi satu bersama mereka semua, semua pada membahas masalah games yang tadi dimainkan serta tugas yang kemarin dikerjakan. "Kapan ni mulai minta tanda tangan?" tanya Shinta mengalihkan perhatian semua. "Kalau bisa hari ini mereka kan sulit" jawab Indira "bawa buku kan?" dijawab anggukan mereka semua. "Itu siapa sih?" tanya Shinta membuat yang lain mengikuti arah pandang Shinta "itu yang duduk sebelah Mas Wahyu" jelas Shinta. "Itu senior namanya Fajar bukan bagian BEM cuman dihormatin begitu seharusnya udah lulus tapi karena keenakan kerja jadinya molor" terang Ryan. "Kok lo tau banget?" tanya Indira spontan membuat yang lain langsung menatap Indira dengan tanda tanya. "Tau karena tetangga gue" jawab Ryan singkat membuat mereka hanya mengangguk sedangkan Indira diam-diam mengamati Fajar. Terlalu asyik mereka berbicara tidak menyadari jika Fajar datang kearah mereka dan pandangan matanya kearah Indira dan itu semua tidak lepas dari tatapan sembunyi-sembunyi yang dilakukan Indira dan langsung membuat Indira hanya bisa diam dan menatap minuman ketika pandangan mereka bertemu. "Yan, gak shalat?" tanya Fajar tiba-tiba membuat semua menatapnya tapi sesekali pandangan Fajar mengarah ke Indira. "Habis ini, mas mau shalat sekarang?" Ryan menatap dengan tatapan tidak enak Fajar mengangguk "yang lain pada gak shalat?" tanyanya lagi tapi matanya sekali lagi melihat Indira tapi semua pada diam tidak ada yang menjawab. Indira tahu tatapan Fajar menginginkan dirinya ikut dengan mengembuskan nafas perlahan "aku mau shalat ada yang ikut?" tanya Indira sambil menatap ke yang lain dan itu membuat Fajat tersenyum simpul. "Duluan aja" jawab Shinta mewakili mereka semua. "Ya udah aku shalat dulu, ketemu di belakang" mereka mengangguk. Indira mengangguk dan beranjak dari tempat yang langsung diikuti oleh Fajar dari samping dan itu membuat suasana menjadi canggung dengan sendirinya, Indira tidak tahu akan berbicara apa pada Fajar dengan status yang dibuat kemarin oleh dirinya secara sepihak. "Kak." "Dik." Ucap kami bersamaan dan Indira langsung menatap wajah Fajar. Panggilan yang diberikan memberikan sedikit rasa aneh dalam diri Indira tapi dengan segera menghapus pikiran tersebut. "Kamu dulu" ucap Fajar namun Indira malah bingung mau menanyakan apa "Kakak udah skripsi?" tanya Indira setelah menemukan pertanyaan yang sedikit masuk akal padahal ingin menanyakan masalah kemarin. "Udah selesai semuanya cuman tinggal nunggu wisuda sambil nunggu ambil beberapa mata kuliah yang lain sama bantu-bantu anak BEM" Indira hanya bisa mengangguk mendengarkan jawaban karena tidak tahu bertanya apa "ada lagi, dik?" Indira hanya menggelengkan kepala "capek hari ini? isinya games dari tadi mungkin sampai pulang dan jangan lupa bawa air mineral kamu tadi pucar banget" Indira menatap Fajar dengan bingung "kakak tau darimana?" Fajar hanya tersenyum dan berjalan ke arah tempat wudlu. Indira mencoba mengingat apa tadi Fajar ada disana tapi Indira tidak memperhatikan, Indira pun mengikuti Fajar ke tempat wudlu untuk menunaikan shalat karena malas untuk memikirkan hal tidak terlalu penting. Musholla sudah lumayan sepi tinggal beberapa anak. "Mas Fajar jadi imam ya" ucap salah satu senior yang hanya dijawab anggukan dari jauh Indira bisa melihat Shinta dan Mala menuju ke musholla. "Dik, udah ada temannya kan? aku tinggal ya" ucap Fajar menatap Indira begitu sudah selesai menggunakan sepatu "panggilan kakak hanya untukku" sebelum meninggalkan Indira dengan memberikan senyuman tapi tidak terlepas dari tatapan tajamnya. "Makasih, kak" putus Indira tanpa mau membahas lebih. Tidak berselang lama Shinta dan Mala sudah selesai dan menghampiri Indira lalu menggoda habis-habisan sedangkan Indira hanya menggelengkan kepala atas tingkah mereka berdua. "Cih ye gimana rasanya di imamin?" goda Mala. "Maksudnya?" tanya Indira pura-pura bingung. "Lah tadi kan Mas Fajar jadi imam" lanjut Shinta. "Kan shalatnya sama yang lain terus kenapa?" dengan wajah polos dan membuat mereka cemberut namun Indira hanya bisa tersenyum "balik yuk" ajak Indira sambil berdiri. "Oh ya dapat tanda tangan Mas Fajar?" tanya Shinta ketika kami melangkah. Indira langsung menepuk jidat "kenapa gak kepikiran ya? besok deh minta" mereka berdua hanya menggeleng melihat kebodohan Indira. Games pun dimulai ternyata gamesnya mencari nama-nama psikologis sebanyak-banyaknya di area kampus dan kami diberikan waktu satu jam. Kami melakukan pilihan siapa yang akan mencari dan stay ditempat, akhirnya Shinta dengan Ryan, Tio dengan Mala dan Indira tetap di tempat. Tugas Indira adalah nama-nama yang mereka temukan lalu harus langsung ditulis dan memaknainya. "Sebelum kalian memulai hasil dari games kalian nanti akan dinilai oleh misteri guess kami dan nanti akan dapat hadiah, dimana hadiahnya akan diberikan pada saat pyscho camp" ujar Suci menatap kami semua "sudah paham? kalian boleh berpencar dan bertemu satu jam lagi" Kami pun membubarkan diri semua kecuali yang bertugas seperti Indira harus tetap berada di tempat menunggu teman yang lain.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD