Prolog
Pergi bersama para sahabat menjadi rutinitas Indira dan disana bukan hanya sahabat tapi sang kekasih yang sudah menemani semasa putih abu-abu, tapi beberapa minggu lalu hubungan mereka kandas karena Indira yang memang ingin mengakhiri dengan berbagai alasan. Berbagai cara Dimas lakukan agar Indira kembali namun semuanya gagal karena hadirnya pria di kampus Indira yang langsung mengajak bepacaran di hari pertama masuk dan Indira menjalani dengan sangat nyaman.
Penyakit yang Indira miliki tidak ada yang mengetahuinya kecuali orang terdekat karena secara fisik Indira sangat sehat seperti kebanyakan manusia lainnya. Fajar datang memberikan angin surga pada Indira ditambah sikap keluarga Fajar yang menyambut Indira dengan hangat berbeda dengan Dimas, dimana kakak perempuannya langsung memusuhi Indira di pertemuan pertama mereka dan berakibat pada hubungan mereka berdua karena ibunya Dimas secara tiba-tiba tidak menyukai Indira. Indira tidak mau berharap banyak dengan hubungan bersama Fajar karena mereka berdua juga baru berkenalan dan bertemu.
Kekurangan Indira bukan halangan untuk melakukan kegiatan, semua di dukung dengan keadaan fisik Indira dari luar yang tidak tampak jika mempunyai sakit. Indira berusaha untuk menjalani hidup seperti manusia yang lain dengan bersikap biasa dan penyakit bukan halangan. Masalah timbul ketika Indira dan Fajar menjadi dekat semenjak Fajar mengajak untuk berhubungan serius, satu persatu masa lalu mereka berdua muncul dan mereka harus menghadapinya. Fajar yang tidak bisa berpisah dengan Indira mengambil keputusan serius untuk menikahinya agar tetap bersama, Fajar tahu suatu saat bisa kehilangan Indira karena Indira memiliki pesona yang tidak disadari banyak orang kecuali orang yang mengenal dirinya dengan baik dan Fajar tahu jika saingannya banyak untuk mempertahankan Indira dan menikah adalah solusi terbaik bagi Fajar.
Kehidupan menikah membuat mereka harus menghadapi permasalahan dari masa lalu mereka yang tidak di sadari selama ini, Fajar harus terapi diri sendiri agar bisa menjadi pria yang kuat untuk Indira. Indira menghadapi permasalahan di rumah tangga dengan sikap santainya, banyak yang orang tidak tahu jika Indira menyimpan seorang diri tidak ingin membebani orang lain termasuk Fajar sekalipun. Fajar yang mengetahui kebiasaan Indira hanya bisa pasrah dengan yang Indira lakukan karena Indira sendiri memastikan bahwa dirinya baik-baik saja. Fajar hanya bisa berada di belakang Indira untuk memberikan dukungannya walaupun Fajar harus melakukan terapi dirinya sendiri.
Permasalahan yang lain adalah berhubungan dengan kuliah Indira, semua memandang Indira adalah kekasih Fajar yang mempunyai nama baik di fakultas ini berkat kepintaran dan juga kesayangan para dosen. Beban yang Indira pikul terkadang membuatnya kelelahan tapi sekali lagi Indira pribadi yang cuek dengan permasalahan sekitarnya sehingga tidak mempedulikan bahkan tidak pernah bercerita pada Fajar. Fajar sendiri tahu permasalahan ini bukan dari Indira melainkan dari dosen wali Indira yang selalu bercerita mengenai keadaan Indira melalui Indira. Fajar sudah bertekad untuk membantu Indira dalam masalah kuliahnya tanpa sepengetahuan Indira dimana Fajar berada di balik semua masalah Indira.
****
Fajar memiliki masa lalu buruk dengan wanita hingga membuatnya trauma dan mendapatkan terapi dari dosen killer yang menyayangi dirinya. Pertemuan pertama dengan Indira memberikan debaran tersendiri di hatinya yang sudah lama tidak menghiraukan keberadaan perempuan, dengan tanpa berpikir Fajar mengajak Indira berpacaran dan membuat perlahan Fajar berubah dengan sendirinya tanpa di sadari dan perlahan menjadi ketergantungan dengan Indira. Indira bisa mengembalikkan Fajar dahulu yang merupakan sosok penyayang dan hangat pada semua orang berbeda dengan sekarang.
Fajar merasakan Indira mengubah semua yang ada dalam dirinya menjadi sesuatu yang positif dan semua orang di sekitar Fajar mengakui perubahan yang terjadi termasuk dosen killer yang menangani Fajar ketika masa sulit, sayangnya dosen killer itu tidak menyukai Indira karena merasa tidak cocok dengan Fajar sosok Indira di matanya adalah gadis manja, sinis dan akan membuat Fajar kesusahan dengan semua sikapnya. Berkali-kali dosen killer memberi Indira sedikit pelajaran dan terbukti bahwa Indira bukan mahasiswi pintar yang cocok bersanding dengan Fajar, terbukti di mata kuliah yang dia ajarkan nilai Indira selalu di bawah rata-rata. Berkali-kali Fajar diberi tahu mengenai nilai akademik Indira tapi sayangnya tanggapan hanya sekedarnya seolah menjadi angin lalu bagi Fajar dan bukan suatu masalah yang besar, Fajar paham bahwa fakultas disini bukan keahlian Indira dan dengan Indira masih bisa menangkap mata kuliah yang diberikan sudah cukup.
“Aku takut, kak” ucap Indira membuat Fajar hanya bisa diam membisu “aku takut kakak akan menyalahkan diri sendiri, maaf” Indira menangis dalam pelukan Fajar.
Mengambil keputusan berat di mana harus memilih salah satu diantara mereka berdua membuat Fajar harus merelakan buah hatinya. Berkali-kali mereka mendatangi dokter spesialis jawaban yang diberikan selalu sama dan dengan terpaksa keputusaan ini yang diambil. Fajar tahu tidak mudah karena Indira pasti menyalahkan dirinya dan itu sudah menjadi kebiasaan Indira. Fajar hanya tidak bisa hidup tanpa Indira bagi Fajar anak adalah pelengkap sedangkan Indira adalah segalanya bagi dia, mereka bisa mengadopsi atau apapun itu.
Melihat Indira menangis adalah hal terakhir dalam hidup Fajar karena melihatnya menangis membuat hati Fajar sakit, ingin rasanya Fajar berada di posisi Indira tapi jelas tidak bisa. Fajar hanya bisa memberikan semangat dan bersikap tegar di hadapan Indira, salah satu sifat Indira adalah hanya akan bersedih beberapa hari setelah itu berubah menjadi diri yang positif dengan semangat baru. Fajar banyak belajar dengan Indira di sisinya menjadi pribadi yang sedikit lebih santai dibandingkan sebelumnya dan itu membawa banyak perubahan pada diri Fajar.