Pelangi menatap bingung kamar yang baru saja dimasukinya. Hatinya teriris perih, dia merasakan dorongan untuk menangis saat ini. Semuanya berubah. Tidak ada kebebasan untuknya saat ini. Dia makin merasa rapuh karena saat ini, suaminya yang baru saja dipaksa menikahinya terlalu baik untuknya. Membaringkan tubuh di atas kasur yang terasa begitu dingin karena pengaruh dari pendingin di dalam kamar itu. Bagaimana dia merasa begitu putus asa saat ini. Tapi dia harus menjalani semuanya, dia sudah terlanjut terjun ke dalamnya dan tidak bisa mundur lagi. “Kamu lebih baik makan dulu. Bunda ingin kamu memakan ini semua, apalagi kamu sedang dalam masa pemulihan.” Suara itu langsung membuat Pelangi mengalihkan tatapannya. Dan melihat pria yang begitu tampan dan sangat menyentuh sisi hatinya itu kini