Diamnya Kinanti

1136 Words
Kinanti baru selesai membuat sarapan untuk bosnya.Karena suasana hati yang kurang baik dan lagi pikirannya masih kacau maka tak ada pilihan lain selain nasi goreng telur untuk bosnya itu.   "Pagi sayang,”seru Defan menghampiri Kinanti di meja makan. Ia segera duduk sambil mengamati Kinan yang tengah menyajikan menu sarapan mereka.   Meski tak ada senyum dari bibir manis Kinan, wanita itu tetap nampak cantik mempesona bagi Defan.Bibir semerah chery dan pipi putih bersih bagai pualam itu sungguh indah di pandang mata. Hanya satu yang sedikit membuat hati Defan merasa bersalah yaitu mata indah sejernih telaga itu sedikit membengkak karena semalam wanita itu menangis.   "Silahkan sarapannya pak,"ujar Kinan yang baru saja menyendokan nasi goreng untuk Defan ke piring pria itu.   Lalu Kinan mengambil untuknya sendiri.Ia pun segera duduk di sebelah Defan yang masih terus menatapnya. Defan mendesah."Kinan aku benar-benar minta maaf untuk semalam."   "Iya Pak, sudah saya maafkan,”jawab Kinan dengan nada datarnya. Defan tahu jika Kinan masih marah padanya, ia pun hanya bisa menelan paksa nasi goreng di mulutnya, bahkan nasi goreng yang sedikit terlalu asin terasa hambar tanpa senyuman dari wanitanya. Tanpa pembicaraan lagi mereka berdua akhirnya sarapan dalam keheningan.Bahkan dalam perjalanan mereka ke kantor Kinan masih enggan bersuara. . . myAmymy   "Bacakan jadwalku hari ini!”ujar Defan saat mereka sampai di ruang kantor milik Defan.   "Baik Pak, Jam 10 nanti Anda ada meeting dengan pak Wiryanata dari bank ABC, lanjut makan siang dengan Citra Anika model yang akan menjadi BA Apartemen di Jakarta timur. Lalu setelah itu tidak ada pertemuan lain."   "Jadi kita kembali ke kantor setelah itu?"   "Maaf Pak?”tanya Kinan belum mengerti maksud Defan.   "Owh maksudku kamu temani saya makan siang dengan Citra. "   "Owh baik Pak. "   "Lalu setelah makan siang?”tanya Defan lagi.   Kinan membaca lagi jadwal yang tertera di Ipad miliknya."Tidak ada Pak, Anda akan pergi dengan Nona Citra setelah makan siang."   Defan memejamkan matanya, sungguh ia merutuki Bian yang tak merevisi jadwalnya. Oh tidak Defan tidak bisa menyalahkan Bian, bagaimanapun itu jadwal di buat seminggu lalu jauh sebelum ia bertemu lagi dengan Kinan.   "Rubah jadwalnya,setelah makan siang kita pulang."   Kinan menganggukan kepalanya lalu segera merubah jadwal yang telah di susun dari minggu lalu.   ...........   Dan sesuai jadwalnya kini Defan dan Kinan sudah berada di restoran tempat janji temu dengan model cantik Citra Anika yang akan menjadi BA untuk apartemen yang tengah di garap oleh Darma grup.   "Mana orangnya?”tanya Defan melirik jam di tangannya.   "Info dari manajernya nona Citra sudah di jalan Pak."   Defan melirik sekilas pada Kinan yang selalu berbicara formal dengannya sejak tadi,ia mendesah, memikirkan sikap Kinan padanya,ia fikir sepertinya usahanya tak akan mudah menaklukan wanitanya ini.   "Sayang ...,"ucap Defan menggenggam tangan Kinan."jangan jutek terus dong."   Ya Tuhan, sungguh Kinan ingin lari sekarang, ia takut hatinya akan mudah luluh kembali pada pria di sampingnya kini.   "Kinan sungguh perasaanku padamu ...."   "Defan sayang, "panggil seseorang yang menghampiri meja mereka.   Buru-buru Kinan melepas genggaman tangan Defan, dalam hati ia bersyukur karena tadi hampir saja ia tak bisa menahan perasaannya saat di tatap begitu dalam oleh pria tampan itu.Di liriknya Defan tengah di cium pipinya oleh model cantik berkulit eksotis itu.Kinan mendesah lalu ia berdiri dan ikut menyambut model cantik itu.   "Hallo nona Citra,"sapa Kinan sambil melirik ke belakang Citra."dimana manager anda nona?"   "Hoh, urusan dengan Defan saya tidak perlu manajer,iya kan sayang?”ucap Citra manja pada Defan.   Sementara Defan bingung harus bersikap bagaimana.Di satu sisi Citra memang salah satu mantan teman kencannya sebelum bertemu kembali dengan Kinan, dan di sisi lain dia ingin melihat bagaimana perasaan Kinan jika dia dekat dengan wanita lain, tapi dia takut kalau Kinan malah semakin tak mempercayainya.   "Maaf Citra,kita di sini untuk membicarakan masalah pekerjaan,"ujar Defan sambil melirik Kinan yang terlihat memalingkan wajahnya.   Kinan menarik nafasnya panjang sebelum ia mulai menjelaskan soal kerja sama di antara mereka.   "Sudah tutup saja berkasnya, aku si oke aja,apa sih yang tidak buat kamu sayang,"ucap Citra lagi sambil bersandar pada bahu Defan.   Kinan berdiri."Saya permisi ke toilet dulu Pak."   Setelah kepergian Kinan,Defan melepas pelukan Citra."Sudah Cit jangan di teruskan aku tidak tega melihat ekspresinya."   Citra menoleh ke arah toilet."Jadi sekarang kamu lagi ngejar dia? Cantik juga."   "Bukan cantik lagi, cantik banget,"ucap Defan yakin.   "Lah terus kenapa kamu malah niat membuatnya cemburu si? "   "Ya kan aku mau lihat dia cemburu apa tidak,kalau iya berarti dia masih cinta sama aku, kalau tidak ya aku buat dia jatuh cinta lagi padaku."   Dalam hati Defan begitu yakin, masa dengan tampilan Fano saja dia bisa membuat Kinan jatuh cinta kenapa dengan tampilan sempurna Defan tidak bisa membuat wanita itu jatuh cinta.   "Ya sudah ya, aku masih ada jadwal pemotretan nih. "   "Oke terima kasih,nanti aku tranfer honor acting kamu barusan. "   "Sip, “ucap Citra sambil menunjukan jempolnya.   Sementara Kinan di dalam toilet baru saja mencuci tangannya, ia mengingat kembali interaksi antara Defan dan Citra tadi.   "Sepertinya dia seorang playboy, bodoh sekali kamu dulu Kinan,bisa-bisanya jatuh cinta pada penipu,sombong dan playboy itu, cih."Menatap dirinya di dalam cermin."ingat Kinan jangan jatuh pada lubang yang sama!"Kinan segera kembali ke meja dan mendapati Defan hanya duduk seorang diri.   "Lho mana nona Citra Pak?"   "Sudah pulang,"ucap Defan sambil memainkan ponselnya. Kinan mengangguk lalu duduk kembali di kursinya,namun tiba-tiba Defan malah berdiri.   "Cepat bayar kita pulang,”setelah mengatakan itu Defan langsung pergi lebih dulu meninggalkan Kinan.   "Huh ... baik Pak. "   Jujur bekerja sebagai sekretaris benar-benar bukan bakat Kinan.Dia lebih suka bekerja di balik meja tanpa banyak berinteraksi dengan banyak orang.   "Cepat lama sekali,"seru Defan dari dekat mobilnya.   "Iya Pak."   Setelah beberapa saat mereka berkendara, dan Kinan tetap diam duduk di samping Defan.Defan tak tahan dengan diamnya Kinan, dia ingin melihat Kinan yang ceria seperti sebelumnya.   "Kinan."   Kinan menoleh sekilas pada Defan sebelum kembali menatap lurus pada jalanan di depannya, "Iya pak. "   "Kinan, kita hanya berdua please, jangan terlalu formal."   Kinan mendesah."Oke. "   Defan tersenyum."Soal citra tadi jangan terlalu di pikirkan, kami tidak ada hubungan apa-apa. Dia memang seperti itu. "   "Ya,”jawab Kinan masih dengan nada datarnya.   Defan menepikan mobilnya lalu menghadap pada wanita di sampingnya."Dengar Kinan, aku tau aku salah padamu di masa lalu tapi please kasih aku kesempatan untuk membalas perasaanmu. "   Kinan menaikkan satu alisnya."Perasaan?Maksud kamu perasaan yang mana?"   "Ya tentu saja cintamu padaku dulu. "   Kinan tekekeh."Kamu lucu sekali.,apa kamu tau berapa tahun sudah terlewat?5 tahun dan semua sudah berubah."   "Kinan yang dulu sudah mati,begitupun perasaannya untuk Fano, dan kamu bukan Fano, dan kita hanya orang asing sekarang."   Kinan tak tahan lagi, dia melepas seat beltnya."Kamu bilang setelah meeting tadi kita pulang iyakan? "   Defan mengangguk."Kamu mau kemana?"tanya Defan penasaran melihat Kinan melepas sabuk pengamannya.   "Saya punya urusan pribadi."   Setelah mengatakan itu Kinan segera keluar dari mobil Defan dan langsung menyetop sebuah taxi.   Defan meremas rambutnya frustasi, hati Kinan sekarang benar-benar keras, tak mudah di bujuk seperti dulu lagi. . . myAmymy
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD