Fina yang semula tertidur. Dia mulai membuka matanya. Punggung tangannya, mengusap kedua matanya yang masih terasa lengket. Ia mengernyitkan matanya, melihat sekelilingnya. "Dimana, Mas Bagas?" "Huaaam…" Fina menarik kedua tangannya di ke atas. Merasakan tulangnya yang terasa kaku. "Apa dia sudah pergi?" Fina menghela napasnya. Dia segera beranjak dari ranjangnya. Berjalan dengan mata seolah enggan terbuka. Sambil menghela napasnya. Fina memegang pintu kamar mandi. "Em… Tapi, tadi katanya dia akan ajak aku keluar." Kedua mata Fina melebar sempurna. Saat dia mengingat tentang janji Bagas tadi padanya. "Lebih baik, cepat mandi, lalu bersorak." Fina membuka pintu kamar mandinya penuh semangat. Tetapi, semangat itu mulai pudar. "Malas sekali rasanya." ucap Fina lirih. Terpaksa dia menarik