menanam bibit bunga

1105 Words

Keesokan harinya. Jarum jam menunjukan pukul 6 pagi. Suara kicauan burung. Dan, hembusan angin pagi yang terasa menerpa tubuh yang kini masih terbaring, terbungkus selimut di ranjang nya. Sinar matahari sudah menampakkan sinar terangnya. Fina tak kunjung bangun. Suasana dingin menusuk pori-pori kulitnya. Seolah dia enggan sekali beranjak dari ranjang nya. "Fina.." panggil Bagas. "Ada apa?" tanya Fina yang masih mempererat selimutnya. "Bangunlah!" pinta Bagas. Dia berjalan masuk ke dalam kamarnya. Menarik selimut tebal yang masih membungkus tubuh Fina. "Bangun!" "Gak mau!" ucap Fina masih menekankan matanya. Dia membaringkan tubuhnya ke kanan. Membelakangi Bagas. "Fina.. Kamu bisa masak gak?" tanya Bagas. Fina hanya menggelengkan kepalanya. Dia meriah selimutnya kembali. Membu

Read on the App

Download by scanning the QR code to get countless free stories and daily updated books

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD