Setelah selesai dengan urusan perdapuran, aku ke depan dimana Ayah sedang duduk menikmati secangkir teh yang dibuatkan mama. Padahal di dapur tadi aku cuma ngrecokin mama sama bibi aja tapi kenapa badanku lengket dengan keringat lagi sih.
"Yah.."
"Ya Kak, sini duduk temenin ayah" aku patuh pada sosok cinta pertamaku ini
"Memang siapa yang bakal datang Yah?? Mama sampai masak masakan special bangget!!"
"Teman lama ayah ,kak. Udah lama banget ayah gak ketemu sama temen ayah ini kak. Karena lost contact , makanya Ayah minta tolong mama untu masak masakan special"
"Terus ,bagaimana ceritanya kok bisa janjian mau ke rumah kita Yah?"
"Minggu lalu secara gak sengaja ketemu di Restoran tempat ayah meeting, ayah inget - inget lupa sebenernya sih, kan udah lama banget , terakir ketemu itu waktu kakak masih sekolah TK kayaknya. Karena posisi ayah sedang ketemu klien, makanya kami hanya bertukar nomor Hp aja." Aku manggut- manggut mendengar cerita Ayah, kami dibiasakan untuk saling cerita dan terbuka, jangan heran kalau kami sedang ngobrol sudah seperti ngobrol dengan teman sendiri, namun tetap menjaga sopan santun. Di saat aku dan ayah ngobrol terdengar suara salam. Muncul lah Reino dengan muka lelahnya.
"Yah, Kak" ucap Reino sambil salim ke ayah dan aku
"Baru pulang Dek , Capek banget kaliatannya Dek" ucap ayah dengan memandang Reino dengan lekat.
"Jangan terlalu keras Dek, nanti malah badan kamu yang drop, bisa- bisa enggak berguna usahamu nanti kalau pas ujian badan nge drop" ucap ayah kembali dengan tatapan kasian melihat Reino
"Iya Yah, insyaallah semua berjalan dengan semestinya, doain ya Yah,Kak"
"Iya, Ya udah sana mandi terus istirahat, entar pas makan malam di panggil" Ucapku tak tega dengan muka lelah adek ku itu
"Aku ke kamar dulu ya Yah, Kak" aku dan ayah hanya mengangguk sebagai jawaban dan Reino pun beranjak dari duduknya berlalu ke kamarnya.
****
Suasana meja makan menjadi lebih ramai dengan kedatangan teman ayah...Beliau namanya om Rano dan istri bernama Tante Sofa.
Beliau - beliau ini sangat ramah dan juga humoris. Mendengar obrolan ayah dan Om Rano yang sedang bernostalgia ,aku ikut senang melihat ayah sangat antusias dan gembira terlihat di wajahnya. Saat memperhatikan beliau- beliau berbincang terdengar suara bel rumah berbunyi ,aku pamit kepada para tetua untuk membukakan pintu .
"Cari siapa ya Mas?? "Karena aku merasa tidak mengenal dan belum pernah melihat orang ini.Belum sempat si Mas -mas ini menjawab, terdengar suara Om Rano dari arah ruang keluarga.
"Kenapa baru sampai Dis? Susah nyari alamat rumah ini?" aku hanya mematung melihat dua orang ini secara bergantian.
"Loh siapa ini ,No??" terdengar suara ayah menyusul di belakang Om rano.
"Ini Adistyo anak ku yang aku critain tadi Rif...padahal tadi dah diajak berangkat bareng dari rumah ehh malah dia ada acara di kampus ,makanya baru dateng sekarang."
"Lah ayo disuruh masuk Kak, malah kakak juga ikut bengong ,ini gimana sih."suara mengintuksi dari belakang punggung ayah dan itu adalah suara mama.Aku hanya ngangguk pelan sambil mempersilahkan Mas nya msuk.aduh aku lupa lagi siapa tadi nama si Mas nya, mana cakep dan berkarisma banget orangnya. Hadeh... apadeh aku ini.
****
Semua orang sekarang sedang duduk di ruang santai sambil mendengarkan kenostalgiaan kembali antara ayah dan Om Rano yang tak ada habisnya bercerita. Sesekali juga terdengar sautan mama dan tante Sofa.Aku hanya jadi pendengar dan sambil senyum - senyum mendengarkan beliau - beliau ini. Sedangka Reino sudah kembali ke kamar ,katanya mau istirahat setelah makan malam tadi.
"Gimana urusan Kampus udah beres Dis?" tanya tante sofa ke Mas Dis ini....aku nggak tau siapa nama panjangnya, bukan enggak tau deh tapi enggak inget namanya, padah dari tadi juga dipanggil itu nama Dis nya, namun aku tak memperhatikan, terlalu sibuk memperhatikan wajah- wajah gembira orangtua di sekitarku ini.
"Alhamdulilah aman semua Bun !!!"
"Rania kelas berapa sekarang ?? "tanya Om Rano kepada ku
"Kelas 11 Om." Om Rano manggut - manggut mendengar jawaban ku
"Terus anak mu yang satu lagi yang laki-laki kelas berapa Rif?"
"Reino kelas sembilan.lagi persiapan ujian akir ,No. jadi lagi intens ikut TO, makanya tadi masuk ke kamar duluan, kecapean kayaknya" jawab ayah sambil menyesap teh yang disajikan sama mama.
****
Akhirnya Om Rano sekeluarga pamit setelah obrolan Unlimited nya para orangtua. Akupun sudah pamit untuk masuk ke kamar. Saat tadi para orang tua berbincang , Aku diminta nemenin Mas Adis makan di meja makan. Aku bukanlah orang yang pintar memulai suatu obroaln dengan orang lain terlebih dahulu, makanya tadi waktu disuruh nemenin Mas Adis ya suasana nya menjadi hambar gitu dah . Dari obrolanku tadi Mas Adis menceritakan kalau dia ini adalah Mahasiswa baru Jurusan Ilmu Hukum, dan itu di pertegas oleh Om Rano yang mempunyai profesi sebagai pengacara, katanya biar ada yang meneruskan usahanya. Penampilan Mas Adis itu secara visual sangatlah Wow...berbadan tinggi , berhidung mancung dan yang paling ku notice itu pandangan matanya yang tajam seolah - olah sangat menghipnotis lawan bicara nya. Sepertinya nya memang cocok sekali kalau dia nanti berprofesi sebagai pengacara. Kalau aku ditanya suka atau enggak sama mas Adis ,aku jawab suka, tapi bukan ke arah suka yang mengarah ke romantisme , suka disiini lebih ke kagum oleh sosok ciptaan Tuhan yang sempurna dan menggetarkan setiap mata yang memandangnya. Ah aku mau siapin buka pelajaran untuk besok lah..kalau bahas tentang sosok Adistyo terus yang ada malah enggak ada abisnya deh.
****
"Rania...Rania tunggu,,tunggu."suara teriakan Sania dari arah gerbang sekolah...
"Ra..ra kemaren gw......"
Bersambung