“Lupakan. Jangan bahas tentang hal lain. Karena saya menyuruh kamu ke sini untuk membicarakan soal proyek yang kamu batalkan secara sepihak.” “Iya. Aku memang sengaja mundur dari proyek itu. Tapi, kenapa om tidak menamparku dan memarahiku habis-habisan seprti yang biasa om lakukan padaku?” Sikap Datta kali ini cukup membuat Yesaya merasa heran. “Itu karena Ronald. Orang yang saya anggap berbahaya untukmu. Dia menyimpan dendam kesumat padamu karena kematian keluarganya di tanganmu, dan itu terjadi karena atas perintahku.” “Oh, jadi om masih peduli padaku?” “Bukan itu, alasan saya sampai bersikap seperti ini padamu setelah kamu merusak proyek besar itu.” “Lalu, apa alasannya?” “Retha, adikku. Penyakit jantungnya sudah cukup parah. Saya menerima kabar itu dari dokter Kalvin. Saya hanya